LANGIT7.ID, Jakarta - Masyarakat Suku Baduy di Provinsi Banten akhirnya bisa beribadah dengan nyaman di
masjid berteknologi modular. Masyarakat Suku Baduy tinggal di kawasan Pegunungan Kendeng, Kab. Lebak, Banten. Seluruh wilayah itu ke dalam administratif Desa Kanekes.
Suku Badui meripakan sub-etnis Suku Sunda yang terbagi menjadi suku Baduy Luar dan Badui Dalam. Masyarakat Baduy Dalam masih membatasi aktivitas dan pengaruh teknologi dari uar. Itu karena mereka masih menganut sistem kepercayaan leluhur.
Sementara, masyarakat Baduy Luar sudah mulai terbuka dengan teknologi hingga syiar Islam. Maka itu, tak sedikit dari mereka yang memeluk Islam. Wakaf Salman yang bekerjasama dengan Baitul Wakaf membangun Masjid Salman Al Hijrah untuk kebutuhan ibadah mereka.
Baca Juga: Hukum Pilih-pilih Masjid untuk Salat BerjamaahMasjid tersebut terletak di Kabupaten Cakuem, Desa Nayagati, Kec. Leuwidamar, Kab. Lebak, Banten. Masjid Salman Al-Hijrah merupakan masjid berteknologi modular, yakni inovasi masjid ramah lingkungan yang berbahan dasar kayu. Bahan kayu ini dipilih karena potensi utama hasil Desa Cakuem adalah kayu.
Teknis pembangunan masjid modular terbilang mudah. Proses pembangunan masjid modular dilakukan dengan bongkar pasang kayu yang sudah dirancang khusus. Masjid wakaf berteknologi modular ini seperti bangunan lego dan waktu pengerjaan pun lebih singkat. Tidak sampai bertahun-tahun.
Manajer Wakaf Salman, Ryan Faisal, mengatakan, Masjid Salman Al Hijrah, menjadi awalan peradaban dan pusat aktivitas mualaf baduy. Terlebih sesaat lagi Ramadan tiba, aktivitas keagamaan melalui masjid itu diharapkan bisa semarak seperti daerah-daerah lain.
Baca Juga: Wagub Jateng Minta Takmir Tak Larang Anak-anak Bermain di MasjidSalah satu warga Kampung Cakuem, Rumani menyampaikan, saat ini warga sudah punya masjid yang lebih dekat dengan tempat tinggal. Dulu warga yang hendak ke masjid berjarak sekitar 15 menit dari rumah.
“Insya Allah kalau sudah ada masjid yang dekat, ingin ada kegiatan tarawih, ngaji, salawatan di bulan puasa nanti,” kata Rumani, dikutip laman resmi Wakaf Salman, Rabu (22/2/2023).
Iyan Fitriyana, perwakilan bupati Kab. Lebak, mengaku sangat berterimakasih dengan adanya masjid tersebut. Keberadaan masjid itu sangat membantu dan mendukung program keagamaan dari pemerintah Kab. Lebak.
Baca Juga: 7 Arsitektur dan Desain Interior Masjid Berdasarkan Nilai IslamDia berharap masjid dengan konsep modular itu dapat dikembangkan dan dibangun di daerah-daerah pegunungan yang sulit diakses, serta memaksimalkan potensi kayu yang tersedia di daerah tersebut.
“Kami sangat senang karena peran pemerintah juga perlu dibantu oleh lembaga filantropi untuk menjangkau daerah-daerah yang perlu untuk dijalankan program keagamaan,” ujar Fitriyana.
Selain membangun masjid, Wakaf Salman juga meresmikan sumber air bersih berupa sumur bor di Kampung Ciater, Leuwidamar, Kab. Lebak. Hal itu karena lokasi pemukiman yang berjarak dan akses terjal membuat warga setempat kesulitan air bersih.
(jqf)