LANGIT7.ID-, Jakarta- - Rombongan Experiential Learning (EL) Singapore 2023 SMP Islam Amalina, Tangerang Selatan mengunjungi kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura di kawasan 7 Chatsword Road, Singapura, Senin (15/5/2023) lalu. Sebanyak 39 siswa dan 4 guru dipimpin Kepala Sekolah SMP Islam Amalina Fendra Kusnuryadi diterima langsung Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Singapura Suryopratomo. Di tengah kesibukannya, Dubes Tommy, panggilan akrab Suryopratomo, menyempatkan diri menyapa langsung anak anak SMP Islam Amalina. Dia menjelaskan tugas-tugas keseharian di KBRI sebagai kantor perwakilan Indonnesia di luar negeri.
![Kunjungi KBRI, Pelajar SMP Islam Amalina Dapat Inspirasi Pendidikan Singapura]()
“Singapura adalah tempat yang tepat untuk pembelajaran bagi adik adik. Banyak pengalaman langsung di sini yang bisa menjadi inspirasi kita,” ucap Dubes Tommy yang juga dikenal sebagai wartawan senior ini. Sebelumnya, Fendra Kusnuryadi menjelasakan latar belakang program EL yang secara rutin diselenggarakan SMP Islam Amalina. Setelah sempat tertunda beberapa tahun karena pandemic Covid-19, EL kembali digelar dan ternyata peminatnya dari kelas 8 dan kelas 9 cukup antusias. “Tujuan EL ini adalah agar siswa siswi bisa merasakan langsung kehidupan sehari hari di negara Singapura. Misalnya bagaimana naik transportasi umum, mengunjungi area publik seperti museum dan tempat keramaian, mentaati peraturan di negara lain, serta melihat kantor perwakilan Indonesia di sini,” ujar Fendra.
![Kunjungi KBRI, Pelajar SMP Islam Amalina Dapat Inspirasi Pendidikan Singapura]()
Selain mendapatkan penjelasan soal cuaca Singapura yang sedang panas panasnya dalam dua pekan terakhir, Tommy didampingi Atase Pendidikan KBRI Singapura I Gusti Agung Ketut Satrya Wibawa juga menjelaskan asal mula Singapura bisa menjadi negera maju dengan pendapatan perkapita USD 65.000. Singapura yang luasnya hanya sebesar Jakarta dan tidak memiliki sumber daya alam memadai kenapa bisa maju? “Kuncinya pada pembangunan sumberdaya manusianya. Pendidikan menjadi titik penting dalam kemajuan Singapura,” ujar Tommy yang pernah menjadi pemimpin redaksi media nasional terkemuka ini. Di dunia pendidikan, tambah Dubes Tommy, Singapura menekankan pentingnya riset dan teknologi yang ditopang pendidikan karakter yang baik. “Jadi tepat sekali kunjungan ke sini untuk melihat langsung bagaimana negara ini memperlakukan pendidikan terutama riset dan teknologi,” kata Tommy. Karena bangsa Singapura tidak memiliki sumberdaya alam apa pun, lanjut Dubes Tommy, maka pendidikan disiapkan sangat serius. Orientasi pendidikannya sangat menarik.
![Kunjungi KBRI, Pelajar SMP Islam Amalina Dapat Inspirasi Pendidikan Singapura]()
Untuk kelas 1 sampai kelas 4 SD, siswa hanya belajar 4 mata pelajaran saja, yaitu matematika, sains, bahasa dan budi pekerti. Hanya itu, tidak ada pelajaran lain. “Baru setelah kelas 5 SD pelajaran menjadi lebih intensif. Di SMP dan SMA dan masuk kuliah juga semakin berat lagi.” Soal kuatnya pendidikan karakter, lanjut Dubes Tommy, bisa dilihat dari perilaku warga Singapura yang sangat taat kepada peraturan yang disepakati. “Di sini sulit melihat orang yang menabrak aturan dan sangat tertib. Tidak ada orang yang berani buang sampah sembarangan, menerobos lampu merah. Karena di sini semua pelanggaran diterapkan hukum yang sangat keras,” tambah Tommy. Rombongan EL SMP Amalina menyimak dengan seksama. Ketika dibuka forum tanya jawab, sejumlah siswa bertanya soal apa kualifikasi menjadi seorang diplomat. Perihal kemajuan Singapura, siswa Amalina lain menanyakan apakah faktor SDM saja yang membuat Indonesia berbeda dengan Singapura. Dubes Tommy menjelaskan dengan gamblang pertanyaan siswa siswi Amalina. Kunjungan ditutup dengan pemberian plakat dan souvenir karya siswa SMP Amalina kepada Dubes Tommy dan diakhiri dengan foto bersama.
(ori)