LANGIT7.ID-, Jakarta- - Lembaga Wakaf MUI (LWMUI) bekerja sama dengan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia (BI) membangun pusat pariwisata halal Buya Hamka yang berlokasi di Maninjau, Sumatera Barat.
Sekretaris LWMUI Guntur Subagja mengatakan, pembangunan tersebut rencananya akan dimulai pada awal 2024. Dibangunannya wisata Buya Hamka karena pariwisata halal diyakini memiliki potensi yang sangat besar sebagai kekuatan pariwisata nasional di Indonesia.
“Alasannya, selain memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki sejumlah objek dan destinasi wisata halal yang cukup banyak yang tersebar di Nusantara,” ujar Guntur dalam keterangan resmi, yang dikutip, Rabu (20/12/2023).
Guntur juga mengatakan, pembangunan pusat pariwisata halal Buya Hamka ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung pengembangan pariwisata yang mengusung nilai-nilai islam dan etika universal.
"Insya Allah, awal 2024 sudah mulai dibangun Halal Tourism Hub Buya Hamka yang akan menjadi role model pariwisata ramah muslim di Indonesia, model bisnisnya berbasis wakaf produktif," ujarnya.
Dia menambahkan, pembangunan ini juga sebagai alah satu penghormatan MUI kepada Buya Hamka sebagai ulama besar, tokoh bangsa, figur teladan, yang menginspirasi umat Muslim bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di mancanegara.
"Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) adalah founding father yang menjadi salah satu pendiri MUI dan Ketua Umum MUI pertama," ujarnya.
Pembangunan ini, lanjut Guntur, akan melengkapi Museum Hama dan Masjid Syech Amrullah di Manjau yang saat ini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.
"Buya Hamka selain sebagai sosok figur teladan, tapi juga brand yang memberikan nilai tambah tinggi dan memiliki daya tarik wisatawan," jelasnya.
Sebagai informasi, pembangunan pusat pariwisata halal Buya Hamka tidak hanya menggandeng DEKS BI, namun juga melibatkan Politeknik Pariwisata NHI Kementerian Pariwisata, Yayasan Keluarga Besar Buya Hamka, Keluarga Besar Fatimah Karim Amrullah, dan Buya AR Sutan Mansur, Nagari Sungai Batang dan Komunitas Masyarakat Sungai Batang.
(ori)