LANGIT7.ID-, Jakarta- - Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menilai perlu ada kepastian hukum untuk meningkatkan investasi. Namun, cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, menyebut, pemaparan Cak Imin normatif.
Kontribusi usaha menengah terhadap ekonomi Indonesia sebesar 13%. Itu jauh di dibawah Thailand yang mencapai 18% dan Singapura yang mencapai 22%.
Cak Imin menjelaskan, investasi merupakan salah satu hal penting untuk pertumbuhan ekonomi. Meningkatkan investasi akan masuk jika ada kepercayaan dari investor.
"Investasi salah satu paling penting untuk pertumbuhan ekonomi, dan investasi tidak akan ada masuk apabila tidak kita bangun trust, kepercayaan internasional, kepercayaan dalam negeri. Dengan apa? Dengan kepastian hukum dan terjaganya kestabilan usaha di masyarakat kita," ucap Cak Imin.
Bagi Cak Imin, investasi saat ini masih tertutup. Dia ingin investasi bergeser dari padat modal ke padat karya. Investasi yang transparan akan membuka akses pada usaha kecil menengah.
Baca juga:
Cak Imin Ingin Terus Program Bansos, Singgung Masih Banyak TengkulakCak Imin juga menyebut UMKM harus diperkuat kapasitas produksinya agar investor mau masuk. "Kita harus kuatkan kapasitas dan kualitas produksi dari UMKM kita," ucapnya.
Selain itu, pemerintah harus memberi fasilitas pemasaran untuk meyakinkan investor. "Kredibilitas pemerintah, hukum harus ditegakkan untuk membangun trust agar semua yang investasi merasa aman," ucapnya.
Namun, Mahfud MD menilai paparan Cak Imin normatif. Berdasarkan fakta lapangan, kata dia, investasi sangat sulit dan prosedurnya masih betele-tele.
"Cak imin, yang bapak tadi sampaikan itu sangat normatif. Di lapangan pak, investasi itu sulit pak. Prosedurnya bertele-tele, ada conflict of interest, dimana pejabat yang ngurus itu misalnya harus mendapat sesuatu tapi disalurkan lewat si A, itu laporan yang masuk ke saya," kata Mahfud Mahfud.
"Harus urusan-urusan yang harusnya di investasikan untuk rakyat, itu disentarisasi ke negara dibuat PT sendiri, diurus sendiri, rakyatnya tidak kebagian," lanjut Mahfud.
(ori)