AS Kritik Pejabat Israel Korban Jiwa di Gaza Terlalu Tinggi

LANGIT7.ID-, Jakarta- - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada dua pejabat tinggi Israel pada Senin bahwa korban sipil dalam pemboman Israel di Jalur Gaza yang terkepung "terlalu tinggi", menurut juru bicaranya.

Militer Israel telah melancarkan beberapa serangan mematikan dalam beberapa hari terakhir, termasuk di kamp pengungsi dan beberapa sekolah yang dikelola PBB tempat warga sipil berlindung.

Menanggapi hal itu, Hamas dilaporkan menarik diri dari perundingan gencatan senjata, menyebabkan prospek kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera semakin berkurang.

Blinken menerima dua pejabat Israel berpengaruh - Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dan Penasihat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi - "untuk menyampaikan keprihatinan serius kami tentang korban sipil terbaru di Gaza."

Korban jiwa "masih terlalu tinggi. Kami terus melihat terlalu banyak warga sipil tewas dalam konflik ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan.

Pada hari Sabtu, serangan Israel menewaskan lebih dari 90 orang di kamp Al-Mawasi dekat Khan Younis, menurut kementerian kesehatan Gaza.

AFP melaporkan sirine meraung dan wanita menjerit saat anak-anak ditarik berdarah dan tak bergerak dari puing-puing di Al-Mawasi, yang Israel nyatakan sebagai "zona aman."

Militer Israel mengatakan pemboman itu menargetkan dua orang - kepala sayap militer Hamas, Mohammed Deif, dan rekan dekatnya Rafa Salama yang menurut tentara telah tewas.

Seorang pejabat Hamas mengatakan pada hari Minggu bahwa Deif "baik-baik saja dan langsung mengawasi" operasi, meskipun keraguan tetap ada.

Dua pejabat Israel memberi tahu Blinken bahwa "mereka belum memiliki kepastian" tentang nasib Deif, menurut Miller.

Diskusi bilateral juga berfokus pada gencatan senjata antara Israel dan Hamas, bantuan kemanusiaan untuk Gaza, dan rencana pasca perang, katanya.

Kunjungan ini terjadi beberapa hari sebelum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan akan berpidato di Kongres AS pada 24 Juli.

"Kami terus mendengar langsung dari Israel bahwa mereka ingin mencapai gencatan senjata dan bahwa mereka berkomitmen pada proposal yang mereka ajukan," kata Miller.

Amerika Serikat telah membela Israel dengan kuat sejak serangan 7 Oktober oleh Hamas, yang menewaskan 1.195 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel.

Selama serangan itu, militan juga menyandera 251 orang, 116 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 42 yang menurut militer telah meninggal.
Ofensif militer Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 38.584 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut data yang diberikan oleh kementerian kesehatan Gaza.

Presiden AS Joe Biden telah berada di bawah tekanan politik yang meningkat terkait nasib warga Palestina di Jalur Gaza.

"Kami sangat prihatin dengan kematian warga Palestina yang terus berlanjut di Gaza," kata Miller pada hari Senin, ketika ditanya tentang senjata AS yang diberikan kepada Israel.