Rusia dan GCC Gelar Dialog Strategis di Tengah Ketegangan Timur Tengah

LANGIT7.ID-, Jakarta- - Menteri luar negeri negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) berkumpul di Riyadh pada Senin untuk pertemuan Dewan Menteri ke-161. Dalam pertemuan ini juga diadakan pertemuan terpisah dengan Rusia, Brasil, dan India. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov hadir memimpin Pertemuan Tingkat Menteri Dialog Strategis GCC-Rusia.

Pertemuan tingkat menteri ketujuh ini menyusul pembicaraan antara GCC dan Rusia yang diadakan di Moskow tahun lalu. Pembukaan acara menekankan pentingnya hubungan bersejarah antara kedua pihak, perlunya mempertahankan kerja sama strategis, dan koordinasi posisi mengenai berbagai masalah. Konflik Israel-Palestina juga menjadi fokus pembicaraan.

Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, yang memimpin sesi tersebut, mengatakan, "Meski upaya Qatar dan mitranya terus dilakukan, hasilnya belum sesuai harapan. Kami mengandalkan mitra regional dan internasional untuk menekan semua pihak agar tercapai gencatan senjata dan segera memulai pendekatan politik yang mengarah pada solusi politik berkelanjutan untuk konflik Israel-Palestina." Ia menegaskan bahwa mengakhiri perang Gaza adalah langkah pertama meredakan ketegangan di kawasan.

Lavrov menyatakan GCC akan memainkan peran lebih besar, terutama mengingat situasi bergejolak yang sedang dihadapi kawasan tersebut. Dari perang Gaza hingga serangan Houthi terhadap jalur pelayaran Laut Merah dan ketegangan Israel-Iran, pejabat Rusia itu mengatakan bahwa menjadi kewajiban bersama untuk menenangkan situasi.

Sebelum bergabung dalam sesi tingkat menteri, Lavrov mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan. Pangeran Faisal juga menyambut Menteri Urusan Eksternal India Subrahmanyam Jaishankar dan Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira.

Kemudian pada Senin sore, Lavrov menggelar konferensi pers di mana ia membahas masalah terkait konflik Rusia-Ukraina dan prospek proses perdamaian, sambil juga membahas peran Barat dalam konflik tersebut.