Milenial Waspada! Perusahaan AS Ogah Rekrut Generasi Z, Ini Fakta Mengejutkan yang Harus Kamu Tahu

LANGIT7-Jakarta,- - Kabar mengejutkan datang dari dunia kerja Amerika Serikat. Saat ini, 1 dari 6 perusahaan AS mengaku enggan merekrut pekerja Generasi Z. Alasannya? Mereka dinilai pemalas dan kurang profesional dalam bekerja.

Data terbaru dari Intelligent, platform karir untuk anak muda, mengungkap fakta mencengangkan. Sebanyak 17% perusahaan merasa ragu mempekerjakan anak muda berusia 20-an tahun. Bahkan, tiga perempat perusahaan menyatakan tidak puas dengan kinerja lulusan baru.

Yang lebih mengkhawatirkan, sepanjang tahun ini 60% perusahaan terpaksa memutus kontrak pekerja muda karena dinilai tidak siap dan tidak profesional. Bahkan 1 dari 7 perusahaan berencana menghentikan perekrutan fresh graduate pada 2025 mendatang.

Huy Nguyen, Kepala Pengembangan Karir Intelligent menjelaskan, "Banyak lulusan baru sering tidak siap menghadapi lingkungan kerja yang kurang terstruktur, dinamika budaya kantor, dan tuntutan kerja mandiri."

Menurutnya, meski lulusan baru memiliki pengetahuan teoritis dari kampus, mereka masih minim pengalaman dunia kerja dan soft skill. Kesenjangan ini sering memicu konflik antara pekerja muda dan senior.

Joe Procopio, pengusaha teknologi, dalam artikelnya di Inc. menyoroti bahwa pekerja Gen Z sering menolak budaya korporat, terutama untuk tugas yang mereka anggap tidak penting.

"Bukan masalah mereka tidak mau kembali ke kantor. Mereka tidak tertarik dengan apa yang harus mereka kerjakan di sana," tulis Procopio. "Work-life balance hilang bukan karena kehidupan yang menghilang, tapi karena pekerjaannya yang menghilang. Semuanya berbaur sekarang."

Pandemi Covid-19 memperburuk situasi ini. Banyak lulusan kehilangan kesempatan magang penting, yang membatasi pemahaman mereka tentang dinamika tempat kerja dan etika profesional.

Namun, survei ini juga mengkritik manajer senior. Daripada mengabaikan pekerja Gen Z berdasarkan stereotip, perusahaan justru memiliki tanggung jawab membantu profesional muda berkembang dengan memberikan dukungan terstruktur.

Untuk mengatasi persepsi negatif ini, pencari kerja muda disarankan fokus mengembangkan soft skill seperti komunikasi, kerja tim, dan manajemen waktu. Magang dan kerja paruh waktu sangat berharga untuk mendapatkan pengalaman dunia nyata.