LANGIT7.ID, - Penampilan seni dan budaya Indonesia berhasil memukau publik Jerman dalam acara "Pasar Senggol" yang diselenggarakan di kota Köln, Jerman. Kegiatan ini merupakan bazaar tahunan yang diadakan organisasi Deutsch-Indonesische Gesselschaft (DIG) e.V. Köln untuk memperkenalkan makanan dan produk Indonesia kepada masyarakat di kota Köln.
Di Pasar Senggol tahun ini, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Frankfurt bekerja sama dengan DIG e.V. Köln menghadirkan penampilan seni dan budaya Indonesia yang diselenggarakan dalam sebuah ruang auditorium dengan maksimal pengunjung 65 orang dan penerapan protokol Kesehatan.
Berbagai tarian tradisional turut ditampilkan, seperti Tari Ngarojeng, Tari Bapang, Tari Enggang, dan Tari Saman. Selain itu, ada juga penampilan angklung dari grup musik ANSA, Pencak Silat, dan penampilan musik dari Reiner Scheunemann dari grup musik Londo Jowo Kabeh.
Baca juga:
Ada Cafe Dangdut di Jantung Bisnis Negeri Paman SamKonsul Jenderal RI di Frankfurt, Acep Somantri menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada DIG e.V. Köln atas upaya dan kerja kerasnya dalam menyelenggarakan Pasar Senggol di tengah situasi pandemi Covid-19.
"Semoga kegiatan ini dapat terus menumbuhkan semangat kita dalam melawan Covid-19 sekaligus sebagai bentuk kontribusi nyata kita dalam mempromosikan Indonesia di Jerman," kata Acep.
Pasar Senggol juga menghadirkan bazaar makanan Indonesia, mulai dari nasi campur Bali, sate ayam, bubur ayam, bakmi goreng, soto ayam, dan es teler. Produk-produk Indonesia lainnya seperti pakaian batik, kain tradisional dan kerajinan tangan turut dihadirkan.
Baca juga:
Makanan dan Minuman Indonesia Berpotensi Masuk Pasar KanadaDalam acara tersebut, KJRI Frankfurt juga mengadakan kegiatan Warung Konsuler untuk melayani WNI di Köln dan sekitarnya dalam pembuatan paspor, legalisasi dokumen, dan konsultasi kekonsuleran. Semua pengunjung yang hadir telah divaksinasi atau telah membawa bukti rapid test antigen negatif.
Lebih lanjut, Acep menambahkan bahwa Pasar Senggol kali ini spesial karena diselenggarakan sekaligus dalam rangka menyambut ulang tahun DIG e.V. Köln yang ke-70. Ia juga memberikan piagam penghargaan kepada DIG e.V. Köln atas kontribusinya dalam mempererat hubungan Indonesia dan Jerman melalui people to people contact selama lebih dari 70 tahun.
"Kontribusi yang paling monumental adalah peran DIG e.V. Köln dalam mendorong inisiatif-inisiatif menghadirkan koleksi benda-benda kebudayaan Indonesia di Rautenstrauch-Joest Museum Köln. Sampai saat ini sudah terdapat gamelan jawa, wayang kulit, batik, tenun, adat penguburan di Bali dan Toraja, rumah adat papua dan juga rumah Toraja di lobi Museum," ujar Acep.
(sof)