LANGIT7.ID-, Jakarta- - Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, mengangkat isu ketahanan pangan sebagai agenda utama dalam kunjungan kenegaraannya ke Persatuan Emirat Arab (UEA). Pertemuan bilateral dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di kompleks kepresidenan Qasr Al Watn, Abu Dhabi, menjadi momentum strategis untuk membahas kerja sama di sektor pangan.
Ketahanan pangan menjadi sorotan utama mengingat posisi Indonesia sebagai negara dengan potensi pertanian yang besar dan UEA sebagai mitra strategis di kawasan Timur Tengah. Dialog kedua pemimpin membahas berbagai peluang kolaborasi untuk memperkuat sektor pangan kedua negara.
"Dalam visi pemerintahan mendatang, saya menempatkan dua prioritas utama. Pertama adalah memastikan ketahanan dan keamanan pangan nasional, yang kedua fokus pada ketahanan energi," ungkap Presiden terpilih Prabowo Subianto, dikutip Minggu (24/11/2024).
Baca juga:
Sovereign Wealth Fund Indonesia Bidik Ekspansi, UEA Jadi BenchmarkProgram hilirisasi sektor pangan juga mendapat perhatian khusus dalam pertemuan tersebut. Prabowo memaparkan rencana pengembangan industri pengolahan bahan pangan untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian Indonesia.
Melalui pertemuan ini, Indonesia dan UEA menyepakati penguatan kerja sama teknis di bidang pertanian dan pengolahan pangan. Kesepakatan ini mencakup transfer teknologi, pengembangan sistem pertanian modern, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Kedua negara juga membahas potensi investasi UEA dalam pengembangan kawasan pertanian terintegrasi di Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong produktivitas sektor pertanian dan memperkuat basis ketahanan pangan nasional.
Prabowo menyoroti pentingnya kerja sama bilateral dalam menjamin ketersediaan pangan di tengah tantangan global. Perubahan iklim dan ketidakpastian geopolitik menjadi faktor pendorong untuk membangun sistem ketahanan pangan yang lebih tangguh.
"Saya melihat hubungan bilateral kita sangat positif, dan saya berkomitmen untuk terus menjalin konsultasi dan kerja sama dengan Yang Mulia," ujar dia.
Pertemuan ditutup dengan komitmen kedua pemimpin untuk menindaklanjuti kesepakatan melalui pembentukan kelompok kerja teknis. Tim khusus akan dibentuk untuk mengakselerasi implementasi program-program yang telah disepakati.
Dialog bilateral ini menandai langkah konkret pemerintahan baru Indonesia dalam memprioritaskan ketahanan pangan nasional. Kerja sama dengan UEA dipandang sebagai katalis penting dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara dengan sistem ketahanan pangan yang mandiri dan berkelanjutan.
(lam)