LANGIT7.ID-, Jakarta- - Indonesia tengah menyoroti kebijakan bantuan internasional untuk program unggulan Presiden Prabowo Subianto. Kepala Badan Gizi Nasional mengungkapkan adanya evaluasi mendalam terkait skema pendanaan Program Makan Bergizi Gratis yang berpotensi menyasar 82,9 juta anak Indonesia.
Program ambisius bernilai Rp400 triliun per tahun ini mendapat sorotan setelah munculnya tawaran bantuan dari berbagai negara maju. Namun, pemerintah menegaskan akan selektif dalam menerima bantuan asing tersebut.
"Jika dalam bentuk hibah, tentu kita terima. Namun kalau bentuknya loan, sepertinya Pak Presiden akan mempertimbangkan lebih dalam," ujar Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana di Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Dadan menekankan status terkini bantuan luar negeri masih dalam tahap awal. Belum ada negara yang secara resmi mengucurkan bantuan untuk program ini.
"Sejauh ini bantuan dari luar negeri masih sebatas komitmen. Ke depannya, Prabowo akan melakukan pengkajian ulang terhadap bantuan-bantuan tersebut," ujar dia.
Beberapa negara adidaya telah menyatakan dukungannya terhadap program ini. Dimulai dari kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, di mana Presiden Xi Jinping menyampaikan kesediaannya membantu. Amerika Serikat melalui Presiden Joe Biden juga turut menawarkan dukungan, diikuti komitmen serupa dari Brazil, Prancis, dan Inggris.
Sikap kehati-hatian pemerintah dalam menerima bantuan luar negeri mencerminkan komitmen untuk menjaga kemandirian program. Meskipun tawaran bantuan terus mengalir, aspek keberlanjutan finansial tetap menjadi pertimbangan utama.
Program Makan Bergizi Gratis merupakan terobosan kebijakan yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak Indonesia. Dengan cakupan penerima manfaat mencapai puluhan juta anak, program ini membutuhkan perencanaan pendanaan yang matang dan berkelanjutan.
(lam)