LANGIT7.ID-Jakarta; Jalan menuju kesuksesan finansial sering kali terletak pada apa yang kita lakukan dan bagaimana kita mendekati pekerjaan kita. Penelitian dari Harvard Business School menunjukkan bahwa kebiasaan kerja dan pola pikir secara signifikan memengaruhi kesuksesan finansial jangka panjang, dengan perkiraan yang menunjukkan bahwa keduanya mungkin merupakan bagian penting dari kesuksesan ini.
Mari kita bahas lima perbedaan penting dalam cara individu kaya dan yang sedang berjuang menjalani kehidupan profesional mereka.
1. Semangat Mendorong Kesuksesan: Kekuatan Pekerjaan yang Berorientasi pada Tujuan
Menurut studi Deloitte, para profesional yang secara aktif mengejar semangat mereka cenderung lebih mungkin untuk mencapai peran kepemimpinan dan mengalami kesuksesan finansial. Studi tersebut menyoroti bahwa hanya 13% dari tenaga kerja AS yang menunjukkan "semangat penjelajah," yang ditandai dengan komitmen untuk membuat dampak, mencari tantangan, dan membangun koneksi.
Mark Cuban, yang membangun kekayaannya melalui usaha teknologi, sering menyatakan, "Ikuti usaha Anda, bukan gairah Anda." Nasihat yang tampaknya kontradiktif ini mengungkapkan kebenaran yang lebih mendalam: gairah biasanya berkembang melalui penguasaan dan dedikasi.
Orang kaya biasanya menyelaraskan pekerjaan mereka dengan minat mereka, meningkatkan kinerja dan inovasi. Warren Buffett mencontohkan pendekatan ini, setelah menghabiskan waktu puluhan tahun melakukan apa yang disebutnya "menari tap untuk bekerja" melalui investasi dan karier bisnisnya. Antusiasme ini diterjemahkan menjadi pengetahuan industri yang lebih dalam, ketahanan yang lebih besar selama tantangan, dan pemecahan masalah yang inovatif.
Sebaliknya, mereka yang sedang berjuang secara finansial sering kali memandang pekerjaan semata-mata sebagai sarana bertahan hidup, yang menyebabkan menurunnya kepuasan kerja dan terbatasnya pertumbuhan karier. Kuncinya terletak pada transisi bertahap menuju pekerjaan yang sejalan dengan minat Anda sambil membangun keahlian dalam peran Anda saat ini. Hanya sedikit orang yang meraih kesuksesan finansial luar biasa dengan melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai sebagai mata pencaharian.
2. Penguasaan Waktu: Perencanaan Strategis vs Manajemen Reaktif
Penelitian McKinsey menunjukkan bahwa para eksekutif menghadapi tantangan dalam alokasi waktu. Banyak yang menghabiskan banyak waktu untuk tugas administratif daripada pekerjaan strategis. Manajer sering menghabiskan kurang dari seperempat waktu mereka untuk pekerjaan yang berfokus pada strategi meskipun menyadari pentingnya hal tersebut.
Penelitian tersebut menekankan bahwa manajemen waktu yang efektif dan fokus pada peran penting sangat penting bagi kinerja organisasi.
Secara khusus, McKinsey menemukan bahwa:
Manajer melaporkan menghabiskan kurang dari 25% waktu mereka untuk pekerjaan yang berfokus pada strategi
Organisasi perlu membantu manajer memprioritaskan pengembangan bakat dan inisiatif strategis
Waktu yang dihabiskan untuk tugas administratif dapat mengurangi aktivitas bernilai tinggi yang mendorong kinerja organisasi
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa organisasi harus membantu manajer mengalokasikan kembali waktu mereka untuk fokus pada pekerjaan yang lebih berdampak, seperti pengembangan bakat, perencanaan strategis, dan mendorong kinerja organisasi.
Bill Gates terkenal karena mempertahankan "Think Week" dua kali setahun, mendedikasikan waktu tanpa gangguan untuk perencanaan strategis dan inovasi.
Orang kaya biasanya menerapkan sistem manajemen waktu yang terstruktur. Penggunaan pembagian waktu yang terdokumentasi dengan baik oleh Elon Musk, membagi harinya menjadi lima menit, merupakan contoh pendekatan ini. Mereka memprioritaskan aktivitas berdampak tinggi dan mendelegasikan tugas rutin.
Mereka yang berjuang secara finansial sering kali jatuh ke dalam pola reaktif, menanggapi tuntutan langsung tanpa perencanaan strategis. Pendekatan reaktif ini dapat menyebabkan bekerja lebih keras daripada lebih cerdas, membatasi potensi pertumbuhan dan peluang.
3. Pola Pikir Pertumbuhan: Investasi dalam Pembelajaran Berkelanjutan
Menurut studi "Kebiasaan Kaya" Thomas Corley, 88% orang kaya membaca 30 menit atau lebih setiap hari untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang bisnis atau karier mereka.
Studi tersebut menunjukkan kontras yang mencolok dengan mereka yang berjuang secara finansial, dengan hanya satu dari 50 orang yang terlibat dalam membaca pengembangan diri setiap hari.
Wawasan utama dari penelitian ini menyoroti bahwa orang-orang sukses membaca untuk:
A)Menambah pengetahuan profesional mereka
B)Memisahkan diri dari pesaing
C)Mengenali lebih banyak peluang
Tumbuh secara profesional
Corley menekankan bahwa membaca adalah kebiasaan penting yang memungkinkan individu menjadi lebih berharga bagi kolega, pelanggan, dan klien, yang pada akhirnya menghasilkan potensi pertumbuhan finansial. Sara Blakely, pendiri Spanx, menganggap keberhasilannya berkat pendidikan mandiri yang konsisten dan menantang asumsinya.
Orang-orang sukses memandang pembelajaran sebagai investasi penting. Mereka mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk pengembangan keterampilan, pengetahuan industri, dan pertumbuhan pribadi. Ini mungkin termasuk menghadiri konferensi, mendaftar di kursus, atau mencari peluang bimbingan.
Perjuangan finansial sering kali berkorelasi dengan pola pikir tetap tentang pembelajaran dan pengembangan. Solusinya terletak pada penciptaan kebiasaan belajar yang berkelanjutan, dimulai dengan hanya 15 menit setiap hari yang didedikasikan untuk pengembangan profesional. Anda harus belajar banyak sebelum Anda dapat memperoleh banyak uang.
4. Mengambil Inisiatif: Perbedaan Antara Aksi dan Reaksi
Sebuah studi LinkedIn menemukan bahwa profesional yang secara konsisten menunjukkan inisiatif secara signifikan lebih mungkin untuk dipromosikan. Data menunjukkan bahwa mereka mungkin hingga 4,5 kali lebih mungkin untuk maju dalam karier mereka dibandingkan dengan mereka yang tidak mengambil langkah proaktif tersebut. Hal ini menyoroti pentingnya inisiatif sebagai faktor penting dalam kemajuan karier.
Orang kaya secara konsisten menunjukkan perilaku proaktif, mengidentifikasi peluang sebelum menjadi jelas. Mereka bersedia mengambil risiko yang diperhitungkan dan melihat kegagalan sebagai peluang pembelajaran.
Jeff Bezos menyebut pendekatan ini "minimalisasi penyesalan," dengan berfokus pada potensi penyesalan jangka panjang karena tidak bertindak daripada kegagalan jangka pendek. Richard Branson membangun kerajaan Virgin-nya dengan mengidentifikasi kesenjangan pasar dan bertindak tegas daripada menunggu kondisi yang sempurna.
Mereka yang menghadapi tantangan keuangan sering kali mengadopsi pendekatan yang lebih hati-hati, menunggu instruksi yang jelas atau hasil yang pasti. Keraguan ini dapat mengakibatkan hilangnya peluang dan kemajuan karier yang lebih lambat.
5. Membangun Jaringan: Mata Uang Tersembunyi dari Kesuksesan Profesional
Sebuah studi LinkedIn menyoroti bahwa soft skill, termasuk kemampuan untuk terhubung dan berjejaring, sangat penting untuk kemajuan karier. Secara khusus, pekerja dengan soft skill dipromosikan 8% lebih cepat daripada mereka yang hanya memiliki hard skill.
Selain itu, sebuah studi Deloitte mengungkapkan bahwa hanya 13% dari tenaga kerja AS yang bersemangat dengan pekerjaan mereka. Berjejaring dan terhubung adalah atribut penting dari pekerja yang bersemangat, dan berjejaring merupakan faktor penting dalam pengembangan karier dan peluang kerja.
Orang kaya berinvestasi secara konsisten dalam membangun hubungan, melihatnya sebagai investasi jangka panjang daripada aktivitas transaksional.
Pembangun jaringan yang sukses seperti Oprah Winfrey menekankan pembangunan hubungan yang autentik daripada mengumpulkan kontak. Mereka berpartisipasi dalam acara industri, menjaga hubungan profesional, dan menciptakan nilai bagi jaringan mereka sebelum mencari keuntungan.
Orang yang sedang berjuang sering kali meremehkan pentingnya hubungan profesional atau merasa terintimidasi oleh aktivitas berjejaring. Kuncinya adalah memulai dari yang kecil, berfokus pada koneksi yang autentik daripada keuntungan langsung.
KesimpulanPerbedaan antara kebiasaan kerja orang kaya dan orang miskin sering kali bergantung pada pola pikir dan pendekatan, bukan pada keadaan awal.
Siapa pun dapat mulai mengubah lintasan karier mereka dengan mengadopsi lima praktik penting ini – mengejar pekerjaan yang penuh gairah, menguasai manajemen waktu, berkomitmen untuk terus belajar, mengambil inisiatif, dan membangun jaringan yang kuat.
Kesuksesan meninggalkan petunjuk, dan pola perilaku ini telah berulang kali terbukti di berbagai industri dan generasi. Kabar baiknya adalah kebiasaan ini dapat dikembangkan secara bertahap, dimulai dengan langkah-langkah kecil yang konsisten. Jalan menuju kesuksesan finansial bukanlah tentang bekerja lebih keras tetapi bekerja dengan cara yang berbeda.
Pilihan untuk mengubah kebiasaan ini berada dalam jangkauan setiap orang, terlepas dari situasi keuangan mereka saat ini. Dengan menerapkan strategi ini secara sistematis, Anda dapat mengubah pendekatan Anda terhadap pekerjaan dan, pada akhirnya, masa depan finansial Anda.(*/saf/newtraderu)
(lam)