LANGIT7.ID-, Jakarta- - Badan PBB untuk pengungsi Palestina mengumumkan penghentian pengiriman bantuan melalui perlintasan Kerem Shalom yang menghubungkan Israel dan Gaza karena masalah keamanan, seperti disampaikan pimpinannya pada Minggu. "Kami menghentikan sementara pengiriman bantuan melalui Kerem Shalom, perlintasan utama untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza. Jalur keluar dari perlintasan ini tidak aman selama berbulan-bulan. Pada 16 November, konvoi besar truk bantuan dirampok oleh kelompok bersenjata," ungkap Kepala UNRWA Philippe Lazzarini dalam unggahannya di platform X.
"Kemarin, kami mencoba membawa beberapa truk makanan melalui rute yang sama. Semuanya diambil paksa," tambahnya, sambil memperingatkan kelaparan yang "semakin parah" di Gaza.
Lazzarini menjelaskan bagaimana operasi kemanusiaan menjadi "sangat sulit" karena "pengepungan yang berkelanjutan, hambatan dari pihak Israel, keputusan politik untuk membatasi jumlah bantuan, kurangnya keamanan di jalur bantuan, dan serangan terhadap polisi setempat." Dia mendesak Israel untuk memastikan bantuan dapat mengalir ke Gaza dan meminta negara tersebut "menghentikan serangan terhadap pekerja kemanusiaan."
Pernyataan ini muncul setelah serangan Israel pada Sabtu yang menewaskan tiga kontraktor dari organisasi amal AS World Central Kitchen, termasuk satu orang yang menurut militer Israel terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. PBB melaporkan bulan lalu bahwa 333 pekerja bantuan tewas sejak awal perang pada Oktober tahun lalu, dengan 243 di antaranya adalah karyawan UNRWA.
Lazzarini kembali menyerukan gencatan senjata "yang juga akan menjamin pengiriman bantuan yang aman dan tanpa gangguan kepada masyarakat yang membutuhkan." Israel, yang memberlakukan pengepungan total terhadap wilayah tersebut pada tahap awal perang tahun lalu, menyalahkan ketidakmampuan organisasi bantuan dalam menangani dan mendistribusikan bantuan dalam jumlah besar.
Perang di Gaza dipicu oleh serangan militan Palestina pada Oktober 2023 di Israel selatan yang mengakibatkan 1.207 orang tewas, sebagian besar warga sipil, menurut data resmi Israel. Operasi militer balasan Israel telah menewaskan 44.382 orang di Gaza, menurut data dari kementerian kesehatan wilayah tersebut yang dianggap dapat dipercaya oleh PBB.
(lam)