LANGIT7.ID-,Jakarta; Kabar baik datang dari Gaza. Hari Minggu menjadi hari bersejarah ketika truk-truk bantuan kemanusiaan pertama mulai memasuki wilayah tersebut setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi berlaku.
Jonathan Whittall dari badan bantuan PBB OCHA untuk wilayah Palestina mengabarkan melalui platform X bahwa truk-truk bantuan mulai masuk beberapa menit setelah gencatan senjata diberlakukan Minggu pagi. Para pekerja kemanusiaan telah bekerja keras selama beberapa hari untuk mempersiapkan distribusi bantuan ke seluruh Gaza.
Sumber resmi dari Mesir melaporkan sebanyak 260 truk bantuan dan 16 truk bahan bakar telah bergerak melewati perlintasan Kerem Shalom yang dikendalikan Israel dan perlintasan Nitzana antara Mesir dan Israel sebelum akhirnya memasuki Gaza.
Kesepakatan bantuan ini semakin menjanjikan setelah Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengumumkan pada hari Sabtu bahwa perjanjian yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat memungkinkan masuknya 600 truk per hari ke Gaza, termasuk 50 truk bahan bakar.
Tim media di lapangan melaporkan ratusan truk bantuan terlihat berkumpul di perlintasan perbatasan Rafah dan sekitar El-Arish, yang berjarak 50 kilometer ke arah barat. Truk-truk ini menunggu pemeriksaan di perlintasan Israel-Mesir sebelum diizinkan masuk ke Gaza.
Proses distribusi bantuan mulai berjalan. Beberapa truk terlihat kembali dalam keadaan kosong setelah menurunkan muatan, sementara sekitar 12 ambulans terlihat melintas keluar dari gerbang utama Rafah. Perlintasan Rafah sendiri, yang sebelumnya menjadi jalur vital bantuan, telah ditutup sejak Mei lalu ketika pasukan Israel mengambil alih kendali di sisi Palestina.
Nebal Farsakh, juru bicara Bulan Sabit Merah Palestina, menjelaskan bahwa otoritas Israel masih memegang kendali penuh atas proses penerimaan bantuan. "Mekanisme penerimaan truk dan jalur masuk yang akan digunakan masih belum jelas," ujarnya.
Para pekerja kemanusiaan memperingatkan adanya tantangan besar dalam operasi bantuan, terutama karena rusaknya infrastruktur yang biasa digunakan untuk memproses pengiriman bantuan.
Gencatan senjata ini mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan, yang dimulai sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 - serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.
Kesepakatan ini tercapai setelah negosiasi panjang yang dimediasi tiga pihak internasional, bertepatan dengan malam sebelum pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS.
Data PBB menunjukkan dampak konflik yang mencengangkan. Hingga 1 Desember, hampir 69 persen bangunan di wilayah Palestina hancur atau rusak. Lebih mengkhawatirkan lagi, hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,4 juta jiwa terpaksa mengungsi minimal satu kali.
Dengan dimulainya gencatan senjata, warga Gaza mulai berani kembali ke rumah mereka. Namun pemandangan yang mereka temui sungguh menyedihkan - reruntuhan dan bangunan hancur di mana-mana, bagai pemandangan kiamat.
(lam)