LANGIT7.ID-Menteri Dalam Negeri Malaysia Saifuddin Nasution Ismail mengatakan pada Senin (3/2/2025) kalau enyelidikan atas penembakan di laut bulan lalu yang menewaskan seorang migran Indonesia dan melukai empat orang lainnya dapat meluas ke penyelundupan narkoba dan senjata.
Dalam insiden tanggal 24 Januari, yang terjadi sekitar pukul 03.00 dini hari, sebuah kapal patroli Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) bertemu dengan sebuah kapal yang diyakini membawa para migran di perairan Tanjung Rhu, Selangor.
Insiden ini sedang diselidiki sebagai salah satu kasus penyelundupan migran, kata Saifuddin, Senin. Kelima migran Indonesia tersebut tidak memiliki dokumen, katanya.
“Ketika kami melanjutkan interogasi kami terhadap mereka yang ditangkap atau mereka yang terluka dan saat ini berada dalam tahanan kami, semakin dalam kami menyelidiki, semakin kami tidak dapat mengabaikan pola-pola tertentu berdasarkan kasus-kasus masa lalu yang serupa,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers di gedung Parlemen, sebagaimana dikutip dari channelnewsasia.
“Hal ini berpotensi mengarah pada pembukaan penyelidikan terkait penyelundupan narkoba. Ini juga bisa melibatkan penyelundupan senjata... kami tidak menutup kemungkinan bahwa penyelidikan lebih lanjut dapat dilakukan di bawah bagian lain yang terkait dengan pelanggaran yang berbeda.”
Polisi juga sedang menyelidiki personel MMEA yang terlibat dalam insiden tersebut dan mereka telah dibebastugaskan untuk sementara waktu, kata Saifuddin, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Bernama.
Kasus ini sedang diselidiki berdasarkan Pasal 307 KUHP untuk percobaan pembunuhan, Pasal 39 Undang-Undang Senjata Api 1960 untuk penggunaan senjata api yang melanggar hukum, Pasal 186 KUHP untuk menghalangi pegawai negeri dalam menjalankan tugasnya, dan Pasal 26a Undang-Undang Anti-Perdagangan Manusia dan Anti-Penyelundupan Migran tahun 2007 untuk penyelundupan migran, demikian laporan Bernama.
Seorang pria Indonesia yang dicurigai sebagai “pengangkut” juga telah ditangkap, kata menteri.
“Ini berarti dia bertanggung jawab untuk memfasilitasi masuk dan keluarnya orang-orang tanpa dokumen ke negara kita. Dia telah ditangkap, dan penyelidikan awal menunjukkan bahwa dia terkait dengan kapal yang dikejar oleh MMEA,” kata Saifuddin, seperti yang dilaporkan oleh outlet berita Malay Mail.
Anwar Ibrahim Janjikan Penyelidikan Transparan Menyusul insiden tersebut, Indonesia mendesak dilakukannya investigasi, termasuk terhadap kemungkinan penggunaan “kekuatan yang berlebihan”.
Dalam sebuah pernyataan pada tanggal 25 Januari, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan bahwa penembakan tersebut terjadi ketika lima warga negara Indonesia diduga berusaha meninggalkan Malaysia secara ilegal.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto - yang berada di Putrajaya pekan lalu untuk kunjungan kenegaraan atas undangan Raja Malaysia Sultan Ibrahim - menyatakan keyakinannya bahwa Malaysia akan melakukan investigasi menyeluruh atas penembakan tersebut.
Sementara Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menjanjikan investigasi yang transparan, demikian dilaporkan Free Malaysia Today.(*)
(hbd)