LANGIT7.ID-Jakarta; Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengonfirmasi jatah kuota LPG 3 kilogram yang diterima pada 2025 hanya mencapai 207.555 metrik ton. Jumlah ini jauh di bawah ekspektasi, yakni 15 persen lebih rendah dari usulan yang disampaikan Pemprov DKI sebesar 433.934 metrik ton.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta, Hari Nugroho menyampaikan, instansinya sudah mengusulkan penambahan kuota dibandingkan realisasi tahun 2024, dengan peningkatan sekitar 4 persen.
"Untuk 2025, kami sudah mengajukan usulan kuota lebih dari penyaluran sebelumnya, sekitar 433.933 metrik ton. Angka ini naik 4 persen dari realisasi 2024 untuk mencegah kekurangan," jelas Hari di Jakarta, Senin (3/2/2025).
Minimnya kuota yang didapat ini dikhawatirkan bisa memicu kelangkaan, seperti yang mulai terjadi di sejumlah wilayah Jakarta. Mengantisipasi hal ini, Disnakertransgi akan memperketat pemantauan distribusi dengan mewajibkan agen dan pangkalan melaporkan ketersediaan stok setiap pagi dan sore.
Sebagai langkah antisipasi, Pemprov DKI Jakarta akan mengadakan operasi pasar guna menjamin pasokan LPG 3 kg. "Masyarakat tidak perlu menimbun gas LPG berlebihan, kebutuhan sehari-hari akan kita jamin melalui operasi pasar," tutur Hari.
Disnakertransgi DKI Jakarta juga akan menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Pertamina dan Dinas PPKUKM DKI Jakarta untuk memastikan distribusi berjalan lancar.
Hari menekankan warga tidak perlu panik karena pasokan masih mencukupi. "Mari jaga stabilitas, tidak perlu panic buying, lakukan pembelian secara normal karena stok tersedia, kita fokus memastikan distribusi berjalan lancar," tegasnya.
Terkait harga, pihaknya akan mengkaji ulang besaran HET. "Ke depan akan ada pembahasan penyesuaian HET sesuai kondisi daerah penyangga," tambahnya.
(lam)