LANGIT7.ID-, Jakarta - - Gubernur Jawa Barat
Dedi Mulyadi, menyatakan komitmen untuk memperjuangkan nasib siswa/siswi SMA/SMK yang gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (
SNBP), akibat keterlambatan pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (
PDSS) oleh pihak sekolah.
Pernyataan tersebut menyusul adanya kisruh berujung pada sejumlah siswa di beberapa sekolah di Jawa Barat menggelar aksi protes, dan demonstrasi akibat kegagalan mereka mengikuti SNBP.
Mereka memprotes karena menilai sekolah telah lalai dalam mengisi PDSS, padahal ini merupakan tahap krusial dalam proses
pendaftaran SNBP.
Baca juga: Kapan Hasil SNBP 2025 Keluar, dan Apa Tahapan Selanjutnya? Simak Penjelasan IniPengisian PDSS sendiri dijadwalkan berlangsung sejak 6 Januari hingga 31 Januari 2025, namun beberapa sekolah tidak menyelesaikannya tepat waktu.
Akibatnya, para siswa tidak dapat mengikuti SNBP, yang seharusnya menjadi kesempatan mereka masuk perguruan tinggi negeri tanpa melalui tes.
Pada unggahan video di akun YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, ia menyebutkan bahwa telah mengirim surat kepada Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (
Mendiktisaintek) guna meminta pertimbangan khusus terkait masalah tersebut.
“Saya telah berkomunikasi dengan Menteri Dikti dan berkirim surat terkait sekolah yang siswanya tidak masuk pendaftaran SNBP. Ini bukan kelalaian siswa, tapi pihak sekolah,” ungkap Dedi Mulyadi, kutip Kamis (27/2/2025).
Adapun para siswa/siswi yang terdampak gagal SNBP tersebut, di antaranya berasal dari SMAN 4 Karawang, SMKN 1 Kota Depok, dan SMAN 1 Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Baca juga: Pendaftaran SNBP 2025 Melonjak Tinggi Dibanding Tahun LaluDedi Mulyadi mengatakan, bahwa dirinya secara khusus telah menyertakan nama-nama siswa/siswi dalam suratnya yang dikirim ke Menteri Dikti.
“Saya kirim surat langsung beserta nama-nama siswanya, semoga ada pertimbangan karena ini bukan kelalaian siswa tetapi pihak sekolah,” tegas Dedi Mulyadi.
(est)