LANGIT7.ID-Jakarta; Dugaan korupsi senilai hampir 1.000 triliun rupiah di lingkungan Pertamina menjadi sorotan utama pemberantasan korupsi di awal kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Kasus yang disebut sebagai "kejahatan super-super luar biasa" ini akhirnya terungkap setelah sekian lama tersembunyi dari mata publik.
Pengamat Sosial Ekonomi dan Keagamaan sekaligus Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, menyoroti pertanyaan yang kini bermunculan di masyarakat, mengapa kasus sebesar ini baru diungkap sekarang. Menurut Abbas, kemungkinan besar pihak kejaksaan sudah mengetahui adanya praktek korupsi tersebut sejak lama, namun belum berani mengungkapkannya ke publik.
Baca juga: Teknik Blending dalam Industri BBM Jadi Sorotan Usai Penetapan Tersangka Pejabat Pertamina"Padahal kita tahu kalau kasus tersebut diangkat maka pasti akan banyak pemimpin dan para pihak di negeri ini yang akan terseret," ungkap Abbas dalam keterangannya, Jumat (28/2/2025).
Ia menduga bahwa pengungkapan kasus korupsi triliunan rupiah ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya restu dari Presiden Prabowo Subianto.
Pemenuhan Janji Kampanye Anti-KorupsiLangkah tegas dalam membongkar kasus korupsi di Pertamina dilihat sebagai bentuk pemenuhan janji Prabowo Subianto selama kampanye Pilpres lalu. Seperti diketahui, Prabowo telah berkomitmen untuk mengejar para koruptor "meskipun harus sampai ke kutub dan atau ke padang pasir."
"Tampaknya Prabowo sudah memulai memenuhi janjinya kepada rakyat," kata Abbas yang memberikan apresiasi kepada langkah pemerintah ini. Ia menambahkan dukungannya dengan mengatakan, "Selamat pak Prabowo. Lanjutkan. Tangkap dan hukum mereka seberat-beratnya."
Baca juga: Pertamina Ungkap Ketatnya Pengawasan Kualitas BBM Pertamax, Tidak Ada PengoplosanPengungkapan kasus korupsi di BUMN migas tersebut menunjukkan adanya komitmen yang kuat dari pemerintahan baru untuk memberantas korupsi tanpa pandang bulu. Meskipun diketahui bahwa pengungkapan ini dapat menyeret banyak nama besar, pihak berwenang tetap berani mengambil langkah tegas.
Dampak Korupsi Bagi Kesejahteraan RakyatAbbas menekankan bahwa korupsi, terutama dalam skala triliunan seperti yang terjadi di Pertamina, merupakan salah satu faktor utama penghambat kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Para koruptor disebut sebagai "biang perusak" yang secara langsung merugikan kepentingan masyarakat luas.
Dengan nilai kerugian yang mencapai hampir 1.000 triliun rupiah, dana tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai program pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Namun karena dikorupsi, dampaknya sangat terasa pada lambatnya peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Baca juga: Jejak Broker Swasta di Balik Skandal Korupsi Pertamina: Manipulasi Impor Minyak Rugikan Negara Rp193,7 TriliunPengungkapan kasus korupsi besar-besaran di Pertamina ini juga membuka mata masyarakat bahwa praktik korupsi masih menjadi tantangan serius dalam tata kelola BUMN di Indonesia. Masyarakat berharap proses hukum dapat berjalan secara transparan dan para pelaku mendapatkan hukuman setimpal dengan kejahatan yang telah mereka lakukan.
Komitmen Presiden Prabowo untuk memberantas korupsi hingga ke akarnya kini sedang diuji dengan pengungkapan kasus ini. Keseriusan pemerintah dalam menindaklanjuti kasus tersebut akan menentukan kepercayaan publik terhadap janji-janji yang telah disampaikan selama kampanye pilpres.
(lam)