LANGIT7.ID-Jakarta; Pemandangan tidak biasa terjadi di Auditorium Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang pada Sabtu (15/3/2025). Saat ratusan mahasiswa berbaris untuk menerima ijazah, jajaran rektor dan dekan justru terlihat berbaris mencium tangan salah satu wisudawan. Pria berusia 52 tahun ini bukan orang sembarangan—dia adalah Prof. Yahya Zaenul Muarif Lc., Ph.D., atau yang dikenal luas sebagai Buya Yahya, seorang profesor dan ulama terkemuka yang baru saja menyelesaikan gelar S1 Psikologi.
Prof. Yahya Zaenul Muarif Lc., Ph.D., atau yang akrab disapa Buya Yahya, membuktikan bahwa rasa haus akan ilmu tak mengenal usia dan gelar. Di usianya yang menginjak 52 tahun dan telah menyandang gelar profesor, Buya Yahya memutuskan untuk kembali ke bangku kuliah untuk memperdalam ilmu psikologi.
"Ini adalah contoh nyata bahwa belajar tidak pernah berhenti," ungkap salah satu peserta wisuda yang hadir di acara tersebut.
View this post on InstagramA post shared by informatif inspiratif edukatif (@_thinksmart.id)
Fokus pada Pengembangan Psikologi SantriKeputusan Buya Yahya melanjutkan studi di bidang psikologi bukan tanpa tujuan. Berdasarkan informasi yang beredar, beliau saat ini sedang fokus mengembangkan biro psikologi di pondok pesantrennya untuk memantau perkembangan psikologis para santri.
"Beliau memang saat ini fokus sekali kepada ilmu psikologi. Di pondoknya ada biro psikologi yang mumpuni untuk memantau perkembangan psikologi santri-santrinya," tulis salah satu netizen di media sosial.
Langkah Buya Yahya ini menunjukkan integrasinya antara ilmu agama dan ilmu psikologi modern, sebuah pendekatan yang semakin relevan dalam pendidikan pesantren di era digital.
Cerita Unik di Balik Layar PerkuliahanViral di media sosial, banyak netizen yang membayangkan situasi unik selama Buya Yahya menjalani perkuliahan. Beberapa komentar lucu bermunculan seperti, "Dospem: Assalamualaikum Buya, apakah ada waktu untuk bimbingan hari ini?"
Komentar lain menggambarkan kegugupan para dosen yang harus mengajar seorang ulama besar, "Fiks setiap masuk kuliah, dosennya semaleman gak bisa tidur belajar mulu. Pas masuk kelas dosennya keringetan."
Meski begitu, berdasarkan informasi yang didapat, Buya Yahya dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan selalu menghormati para dosennya sebagai guru, menunjukkan teladan penting tentang etika mencari ilmu dalam Islam.
Refleksi Bagi Pencari IlmuKisah Buya Yahya ini menjadi refleksi bagi banyak orang tentang pentingnya terus belajar tanpa mengenal batas usia atau status. Seperti komentar netizen yang viral: "Beliau yang banyak ilmunya masih mencari ilmu, bagaimana dengan saya yang fakir ilmu ini."
Fenomena ini juga mengingatkan pada pepatah Arab yang sering dikutip para ulama: "Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat," yang tercermin sempurna dalam langkah Buya Yahya melanjutkan pendidikan formalnya meski telah menjadi seorang profesor.
Wisuda angkatan ke-92 Unissula Semarang ini pun menjadi momen bersejarah yang akan dikenang oleh ratusan wisudawan lainnya yang berkesempatan diwisuda bersama tokoh nasional sekaliber Buya Yahya.
(lam)