Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Senin, 21 April 2025
home lifestyle muslim detail berita

Mitos dan Fakta Seputar DBD, Kenali Agar Tidak Berujung Fatal

esti setiyowati Selasa, 18 Maret 2025 - 12:03 WIB
Mitos dan Fakta Seputar DBD, Kenali Agar Tidak Berujung Fatal
Ilustrasi anak terkena demam berdarah dengue. Foto: Istimewa.
LANGIT7.ID-, Jakarta - - Indonesia tengah berada di musim pancaroba, di mana perubahan cuaca yang tidak menentu dan meningkatnya curah hujan menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak dan menyebarkan virus dengue dengan lebih cepat.

Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan lonjakan kasus yang tinggi kerap memicu status Kejadian Luar Biasa (KLB) di berbagai daerah, menjadi sebuah ancaman kesehatan di Indonesia karena tingkat prevalensinya yang terbilang tinggi.

Head of Claim Supports and Data Analytics Allianz Life Indonesia, dr. Tubagus Argie FS Sunartadirdja, tingginya kasus DBD di Indonesia dari tahun ke tahun menjadi perhatian semua pihak.

Baca juga: Waspada Demam Berdarah di Musim Penghujan dengan Terapkan Pola Hidup Bersih

Salah satu cara yaitu memberikan proteksi dan edukasi terhadap penyakit tersebut.

"Edukasi yang tepat ini misalnya dengan memaparkan fakta sebenarnya terkait DBD, sehingga mitos/pemahaman yang kurang tepat terkait penyakit DBD tidak menghalangi masyarakat dalam menangani penyakit DBD," kata dr Tubagus Argie dalam siaran media Allianz, Selasa (18/3/2025).

Ia pun menyebut beberapa mitos yang sering beredar di masyarakat seperti gejala DBD yang selalu muncul secara bersamaan.

Menurut dr Tubagus, pemikiran ini dapat menghambat masyarakat untuk melakukan pengobatan yang tepat secara tanggap, sedangkan penanganan yang lambat dapat berdampak pada adanya komplikasi dan berakibat fatal.

"Faktanya, gejala DBD bisa berkembang secara bertahap, sehingga pasien dengan gejala DBD harus sering dimonitor keadaannya," jelasnya.

Beberapa gejala utama penyakit DBD yang biasanya muncul secara bertahap dimulai dari:

- Demam mencapai suhu hingga 38,5 derajat celsius
- Demam berlangsung terus-menerus selama 2x24 jam, kemudian turun dengan cepat
- Nyeri kepala, otot dan tulang disertai lemas
- Ruam kulit kemerahan/ bintik-bintik merah pada kulit (sudah memasuki fase kritis)
- Kesulitan menelan makanan dan minuman,
- Mual dan atau disertai muntah

Baca juga: Pernah Terkena DBD, Bisakah Terinfeksi Lagi? Ini Penjelasan Dosen UM Surabaya

Sama dengan penyakit lainnya, gejala utama penyakit DBD adalah demam tinggi. Apabila seseorang sudah memiliki gejala demam tinggi selama 2x24 jam, segeralah konsultasi dengan dokter.

Mitos selanjutnya adalah gejala DBD tidak terhitung parah apabila tidak ada pendarahan.

Tubagus mengatakan, tidak semua kasus DBD yang berat biasanya disertai dengan pendarahan (mimisan, gusi berdarah, atau leban di kulit).

"Faktanya, fase kritis justru terjadi pada saat suhu tubuh menurun dan tubuh terasa dingin (penderita mungkin merasa seperti sudah sembuh) karena pada fase tersebut pembuluh darah mengalami kebocoran," terang Tubagus.

Kerusakan pada pembuluh darah akan membuat trombosit (keping darah) dalam aliran daran menurun, yang mengakibatkan perdarahan internal, kerusakan organ, sindrom syok dengue, yang dapat mengancam jiwa.

Kemudian, mitos yang banyak beredar di masyarakat lain yaitu DBD hanya menyerang anak-anak dan tidak berisiko pada orang dewasa.

"Meski anak-anak lebih sering terinfeksi DBD, jangan abaikan gejala penyakit DBD yang dialami oleh orang dewasa. Faktanya, beberapa orang dewasa yang telah terinfeksi virus dengue bisa mengalami penyakit DBD dengan gejala yang lebih berat," lanjut dr Tubagus.

Soal penyakit DBD, mayoritas masyarakat mengetahui bahwa pengobatannya hanya bisa dengan antibiotik.

"Faktanya, penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue, sehingga antibiotik pada dasarnya tidak efektif untuk mengobati penyakit ini," tekan dr Tubagus.

Baca juga: Gejala DBD pada Anak yang Harus Diwaspadai Orang Tua

Untuk itu, pahami juga obat-obat apa saja yang dibutuhkan karena konsumsi obat yang tidak sesuai dengan penyakit juga tidak baik bagi kondisi tubuh.

Kunci penyembuhan dari penyakit DBD adalah melalui cairan (cairan oral maupun intravena jika dibutuhkan) dan obat yang dapat mengontrol demam seperti parasetamol.

Dengan memperbanyak konsumsi air, cairan dapat mencegah dehidrasi dan menjaga keseimbangan tubuh, menjaga volume darah akibat kebocoran cairan dari pembuluh darah dan membantu menjaga sirkulasi darah yang optimal.

Selain mengonsumsi banyak cairan, penanganan tepat yang dapat dilakukan pasien DBD, yaitu: mencukupi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang bergizi, beristirahat total, melakukan kompres pada tubuh untuk membantu mengatasi demam, dan berkonsultasi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut dengan dokter apabila kondisi tidak membaik dalam waktu 2-3 hari.

Banyak yang mengira bila penyakit DBD hanya terjadi saat musim hujan saja. Faktanya, meski tingginya kasus DBD terjadi saat curah hujan tinggi, namun masyarakat juga harus tetap berwaspada di musim kemarau.

Bahkan, Kementerian Kesehatan Indonesia sempat memberikan peringatan bagi masyarakat untuk waspada perkiraan peningkatan frekuensi gigitan nyamuk di musim kemarau. Hal ini karena nyamuk akan sering menggigit ketika suhu meningkat.

(est)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Senin 21 April 2025
Imsak
04:27
Shubuh
04:37
Dhuhur
11:55
Ashar
15:14
Maghrib
17:53
Isya
19:02
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan