LANGIT7.ID-, Jakarta - -
Pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan dalam setiap lini kehidupan manusia. Salah satu yang terdampak adalah dunia pendidikan, di mana metode belajar mengalami perubahan.
Bila biasanya aktivas belajar dilakukan dengan tatap muka, namun saat pandemi metodenya diterapkan secara daring.
Perubahan ini ikut dirasakan
Abd Rasul Amin, pemuda asal Makassar, Sulawesi Selatan yang kesehariannya saat itu adalah mengajar
membaca Al-Qur'an.
Baca juga: Syiar Ramadhan, Mahasiswa Disabilitas Unesa Belajar Mengaji dengan Braille dan Isyarat"Saya punya kebiasaan untuk mengajar mengaji anak-anak di masjid dan di rumah (privat). Kemudian, covid datang, (pemerintah) memerintahkan untuk di rumah saja. Otomatis saya nggak ngapa-ngapain," kata Rasul Amin kepada Langit7.id, Rabu (26/3/2025).
Terbiasa mengajar membuat Rasul Amin gelisah bila tidak melakukan aktivitas hariannya itu. Imam muda yang pernah mondok di Ulumul Quran DDI Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan ini pun mencoba strategi baru agar tetap bisa mengajar.
Ia pun memanfaatkan teknologi digital yang ada sebagai media mengajar hingga lahirlah
Sempetin Ngaji.
Keinginannya yang kuat untuk tetap bisa mengajar mengaji membuat Rasul Amin belajar lebih dalam untuk memaksimalkan
media sosial sebagai pintunya.
"Satu-satunya pintu saat itu adalah sosial media. Saya tidak terbiasa bersosial media tapi karena keinginan kuat untuk mengajar mengaji, maka saya buatlah sosial media," cerita santri yang pernah menempuh pendidikan di sekolah
tahfidz Quran di Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf Makassar ini.
Baca juga: Bripka Ristomo, Brimob yang Jadi Guru Ngaji Gratis Anak Kampung Gunung SindurAwalnya Rasul Amin masih menggunakan akun dengan namanya sendiri. Akun tersebut diisi dengan live mengaji dan konten-konten dakwah lain.
Lama kelamaan akun Rasul Amin mulai dikenal banyak orang. Ia pun memutuskan untuk membuat akun khusus untuk belajar mengaji, yaitu Sempetin Ngaji.
"Akun khusus ini saya isi dengan bimbingan belajar,
hafalan qur'an dan cara berirama mengaji," ungkap Rasul Amin.
Sempetin Ngaji Komunitas Belajar Baca Al-Qur'anSempetin Ngaji menjadi salah satu akun dakwah yang memanfaatkan teknologi digital sebagai medianya. Komunitas ini menggunakan platform komunikasi daring, seperti Zoom Meeting dan Google Meet untuk media pengajarannya.
Tujuan awal dari komunitas ini adalah untuk mengajak dan mengingatkan generasi muda agar lebih mengenal, mendalam, dan antusias dalam mempelajari Al-Quran.
Hingga saat ini, Sempetin Ngaji memiliki 35-40 pengajar dengan jumlah anak didik mencapai ribuan orang. Pengajar di Sempetin Ngaji sendiri dibagi dua, yaitu khusus untuk mengajarkan Al-Qur'an dari dasar hingga lancar dan pengajar hafalan Qur'an.
Sempetin Ngaji membagi peserta ke dalam beberapa kelas, yaitu level dasar hingga hafalan Qur'an.
Baca juga: Pengakuan Tio Pakusadewo, Belajar Ngaji di Penjara Bareng Napiter Ali Imron"Kelas yang tersedia yaitu ada lima. Pertama kelas berbayar dan privat, yaitu kelas tahsin dan tahfiz. Kemudian kelas semi privat, maksimal tiga orang,"
"Selanjutnya kelas Ramadhan yang digelar hanya saat bulan Ramadhan saja. Di kelas ini yang kita undang influencer-influencer, para imam muda, pemuda inspiratif yang secara bergantian menjadi pemateri setiap harinya selama Ramadhan," jelas Rasul Amin yang kini menjadi imam masjid di Amerika Serikat
Sempetin Ngaji juga membuka kelas gratis ngaji, siapapun bisa ikut bergabung di kelas yang diadakan setiap Kamis malam ini.
"Pengajar di Sempetin Ngaji kami pilih yang profesional, humble, sabar, kelasnya juga dibuat secara privat sehingga peserta bisa lebih leluasa. Waktu pertemuan juga diatur oleh peserta itu sendiri, pengajar yang akan menyesuaikan," tutup Rasul Amin yang berharap lewat Sempetin Ngaji, angka buta aksara Al-Qur'an dapat ditekan.
(est)