LANGIT7.ID-
Prof Dr M Quraish Shihab mengatakan para ilmuwan seringkali berbicara tentang penemuan-penemuan manusia yang mempengaruhi atau bahkan mengubah jalannya sejarah kemanusiaan. Akan tetapi, seperti ditulis Abbas Al-'Aqqad dalam
Abu Al Anbiyya':
"Penemuan yang dikaitkan dengan
Nabi Ibrahim as merupakan penemuan manusia yang terbesar, dan yang tidak dapat diabaikan oleh para ilmuwan atau sejarawan.
Ia tidak dapat dibandingkan dengan penemuan roda, api, listrik, atau rahasia-rahasia atom -betapapun besarnya pengaruh penemuan-penemuan tersebut- yang semua itu dikuasai oleh manusia.
Penemuan Ibrahim menguasai jiwa dan raga manusia. Penemuan Ibrahim menjadikan manusia yang tadinya tunduk kepada alam menjadi mampu menguasai alam, serta menilai baik buruknya.
Penemuan manusia dapat menjadikannya berlaku sewenang-wenang, tetapi kesewenangan-wenangan ini tidak mungkin dilakukannya selama penemuan Ibrahim as tetap menghiasi jiwanya.
Penemuan tersebut berkaitan dengan apa yang diketahui dan tidak-diketahuinya berkaitan kedudukannya sebagai makhluk, dan hubungan makhluk ini dengan Tuhan, alam raya, dan makhluk-makhluk sesamanya."
Baca juga: Kisah Nabi Ibrahim: Lahir di Dalam Gua, Ditinggal sang Bunda Selama Setahun Cara Nabi Ibrahim Mendakwahkan TauhidDalam bukunya "Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat", Quraish Shihab menjelaskan karena itu ketika memaparkan tauhid kepada umatnya, Nabi mulia ini tidak lagi berkata sebagai Nabi-nabi sebelumnya berkata, "Sembahlah Allah, kalian tidak memiliki Tuhan selain-Nya."
Akan tetapi dinyatakannya: "Sembahlah Allah dan bertakwalah kepada-Nya, yang demikian itu lebih baik untukmu kalau kamu mengetahuinya" (QS Al-'Ankabut [29]: 16)
Dan dinyatakannya bahwa Tuhan yang disembah adalah Tuhan seru sekalian alam, bukan Tuhan suku, bangsa dan jenis makhluk tertentu saja.
"Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan" (QS Al-'An'am [6]: 79).
"Dia (Ibrahim) berkata (kepada kaumnya), 'Sebenarnya Tuhan kamu adalah Tuhan seluruh langit dan bumi yang telah menciptakannya, dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu" (QS Al-Anbiya, [21]: 56).
Terlihat juga dari Al-Quran bagaimana beliau "berdiskusi" dengan umatnya dalam rangka membuktikan kesesatan mereka, dan menunjukkan kebenaran akidah tauhid (antara lain surat Al-Anbiya, [21]: 51-67).
Baca juga: Quraish Shihab: Tauhid Adalah Prinsip Dasar Agama SamawiTidak Ada Pemusnahan Massal Sejak Nabi Ibrahim Demikianlah tahap baru dalam uraian tauhid, dan karena itu -seperti ditulis oleh Abdul-Karim Al-Khatib dalam buku karyanya, Qadhiyat Al-Uluhiyyah baina Al-Falsafah wa Ad-Din sejak Nabi Ibrahim, sampai dengan nabi-nabi sesudahnya tidak dikenal lagi pemusnahan total bagi umat satu Nabi sebagaimana yang terjadi terhadap umat-umat sebelumnya.
Pemaparan tauhid pun dari hari ke hari semakin mantap dan jelas hingga mencapai puncaknya dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW.
(mif)