Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Sabtu, 24 Mei 2025
home masjid detail berita

Kisah Sufi: Tiga Ekor Ikan, si Pandai, si Agak Pandai, dan si Bodoh

miftah yusufpati Sabtu, 03 Mei 2025 - 04:30 WIB
Kisah Sufi: Tiga Ekor Ikan, si Pandai, si Agak Pandai, dan si Bodoh
Versi ini berasal dari Abdal (Yang Berubah) Afifi. Ia mendengarnya dari Syeh Muhammad Asghar, yang wafat tahun 1813, dimakamkan di Delhi.Ilustrasi: Ist
LANGIT7.ID-Kisah ini dinukil dari buku berjudul "Tales of The Dervishes" karya Idries Shah yang diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi "Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi".

Suatu kali di sebuah kolam hiduplah tiga ekor ikan! Si Pandai, Si Agak-Pandai, dan Si Bodoh. Mereka hidup biasa-biasa saja sebagaimana ikan-ikan yang hidup di tempat lain, sampai suatu hari datanglah --seorang manusia.

Manusia itu membawa jala, dan Si Pandai melihatnya dari dalam air. Mengingat kembali pengalamannya, cerita-cerita yang pernah didengarnya, dan kecerdikannya, Si Pandai memutuskan untuk bertindak.

"Hampir tak ada tempat untuk bersembunyi di kolam ini," pikirnya. "Aku sebaiknya pura-pura mati."

Si Pandai rnengerahkan seluruh tenaganya dan melompat keluar kolam, Ia jatuh persis di kaki penjala ikan, yang tentu saja terkejut. Namun karena Si Pandai menahan nafas, si penjala ikan mengira bahwa ikan itu sudah mati, lalu melemparnya kembali ke kolam. Si Pandai pelan-pelan meluncur ke lubang kecil di dasar tepi kolam.

Baca juga: Kisah Sufi Dzun Nun: Ketika Air Berubah

Ikan kedua, Si Agak-Pandai, tidak begitu paham tentang apa yang sedang terjadi. Ia lantas berenang mendekati Si Pandai dan bertanya tentang segala sesuatunya. "Sederhana saja," kata Si Pandai, "aku pura-pura mati, dan ia melemparku kembali."

Si Agak-Pandai pun segera melompat keluar air, jatuh dekat kaki penjala ikan itu. "Aneh," pikir penjala itu, "ikan-ikan ini berloncatan keluar dari kolam," Karena Si Agak-Pandai lupa menahan nafas, tahulah penjala ikan itu bahwa ikan itu masih hidup dan menaruhnya dalam keranjang.

Ia kembali mengamati kolam, dan karena masih bingung akan perilaku ikan-ikan yang berloncatan ke tanah kering di dekatnya, ia pun lupa menutup keranjangnya. Si Agak-Pandai, begitu menyadarinya, berjumpalitan berulang kali, lagi dan lagi, hingga berhasil masuk kembali ke kolam. Ia mencari ikan pertama dan dengan terengah-engah bersembunyi di sampingnya.

Ikan ketiga, Si Bodoh, tak mampu memetik pelajaran dari semuanya, bahkan setelah ia mendengarkan cerita ikan pertama dan kedua. Mereka terpaksa kembali bercerita, menegaskan pentingnya menahan nafas, untuk berpura-pura mati.

"Terima kasih banyak, saya sudah mengerti," ujar Si Bodoh. Selesai berkata, ia melentingkan tubuhnya keluar air, mendarat tepat di sebelah kaki penjala ikan itu.

Penjala ikan itu, yang telah kehilangan dua ekor ikan sebelumnya, menaruh ikan yang satu itu ke dalam keranjang tanpa mau repot rnemastikan apakah ikan itu hidup atau mati, ia menebar jalanya lagi dan lagi ke kolam, namun kedua ikan yang pertama telah aman bersembunyi di dasar kolam. Kali ini keranjang itu benar-benar tertutup rapat.

Akhirnya, penjala ikan itu berhenti. Ia membuka keranjang, dilihatnya ikan bodoh itu tidak bernafas, dan membawanya pulang untuk santapan kucing.

Baca juga: Kisah Sufi: Makanan dari Surga

---

Dikisahkan bahwa Husein, cucu Muhammad, menyampaikan cerita ini kepada Khajagan (Para Guru) yang pada abad ke-14 mengubah nama rnereka menjadi Thoriqoh Naqshibandiah.

Terkadang kisah ini dikatakan berlatar di sebuah 'dunia' yang dikenal sebagai Karatas, Negeri Batu Hitam.

Versi ini berasal dari Abdal (Yang Berubah) Afifi. Ia mendengarnya dari Syeh Muhammad Asghar, yang wafat tahun 1813, dimakamkan di Delhi.

(mif)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Sabtu 24 Mei 2025
Imsak
04:26
Shubuh
04:36
Dhuhur
11:53
Ashar
15:14
Maghrib
17:47
Isya
19:00
Lihat Selengkapnya
TOPIK TERPOPULER
Terpopuler 2 pns
4 pppk
5 asn
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan