LANGIT7.ID, Semarang - Kedai Kopi Bersamamu yang berada di Kelurahan Wonolopi Mijen Kota Semarang bisa menjadi alternatif bagi Sahabat Langit7 yang hendak mencari suasana yang tenang dan nyaman. Ditempat ini, tidak ada hiruk pikuk aktivitas manusia yang padat.
Tak hanya hanya menyediakan aneka macam kopi saja, Kedai Kopi Bersamamu juga menawarkan wisata agro.
Konsepnya dibuat layaknya desa tradisional dan terbuka. Wisatawan bisa menikmati kopi dan makanan di tengah sawah. Ada spot spot yang berjarak, di atas lahan persawahan seluas 1,2 hektare. Udaranya segar, karena memang konsepnya berada di alam pedesaan dengan sinar matahari yang bisa langsung menerpa pengunjung.
Sebelum ada kedai, di sini hanya berupa pendopo berukuran 8 x 6 meter. Tapi kemudian diperluas lagi dan dilengkapi di dalamnya dengan beberapa meja dan kursi kuno, seperti kursi bagong.
![Kopi Bersamamu, Rekomendasi Tempat Nongkrong dan Wisata Agro di Semarang]()
Menu makanan yang disediakan pun juga makanan ndeso seperti, sayur bening plus nasi Rp6.000, sayur santan/ tumis plus nasi hanya dibanderol Rp7.000.
Kemudian ada iwak banyu Rp6.500, ndhog dadar Rp5.000, tempe tahu Rp1.500. Selain itu ada sate kambing 5 tusuk Rp25.000, gule 1 mangkok Rp20.000, nasi putih Rp4.000, nasi daun jeruk Rp5.000, krengsengan kambing Rp25.000 dan ayam goreng Rp8.000.
Kenapa menyediakan kambing? Karena pengelola warung ini juga memiliki peternakan kambing, ayam, kelinci, bebek dan ikan. Jadi bahan makanan yang disajikan di kedai ini diambilkan langsung dari peternakan, di dekat lokasi tersebut.
Baca juga:
Intip Strategi Sukses Bisnis Kopi KekinianBahkan, nasinya juga diolah langsung dari lahan padi organik di depan kedai ini. Pakan kambing, dan
juga kelinci, diberi makan menggunakan jerami dan dedak dari selepan gabah. Untuk bebek, makanannya diambilkan dari keong yang ada di sawah dan pakan ikan diambilkan dari budidaya magot.
Owner Kopi Bersamamu Judi Arto mengatakan, sebelum membuka warung ia fokus pada budidaya kambing dan ikan. Namun karena lokasinya sangat mendukung menjadi lokasi nongkrong dan destinasi wisata, ada saran dari rekannya untuk melengkapi dengan warung kopi.
“Yang sepedaan hari minggu, silakan mampir ke sini. Kita sediakan mi jowo harga mi instan, tapi kualitas bukan instan. Di sini cocok untuk nyore atau datang di pagi hari, ” kata Judi di Channel Youtube SemarangPemkot.
Baca juga:
Konsumsi Meningkat, Pemerintah Tingkatkan Produksi Kopi Nasional Ia sengaja menggabungkan usaha peternakan dan pertanian serta kuliner, karena untuk menghemat biaya pengeluaran. Pasalnya usaha pertanian, biaya terbesar ada pada biaya pupuk dan obat-obatan, sementara untuk peternakan, biaya terbesar ada di pakan.
“Dari pertanian bisa untuk pakan ternak, dan dari ternak bisa untuk pembuatan pupuk pertanian. Ini kearifan lokal, seperti kehidupan orang desa, punya sawah, dan punya domba, ayam, empang dan ikan. Hasil dari pertanian dan peternakan untuk menyuplai kebutuhan warung,” ucapnya.
Aneka kopi yang ada di sini dari yang jadul sampai kekinian seperti coffee late, signature luwak dan yang jadul adalah kopi klotok. Bagi yang kurang suka kopi, ada juga teh telang,dari hasil menanam sendiri.Teh telang ini disajikan dengan gula batu dan jeruk nipis, dan bisa sebagai obat herbal sejak dulu.
“Kita kembali ke pola hidup yang sehat. Kita punya minuman non kopi, susu kambing dari ternakan sendiri,” kata dia.
Di sini juga menyediakan paket wisata edukatif untuk TK, SD dan SMP. Di antaranya menengok kandang ternak, memberi makan kambing, ayam, ikan dan menanam padi di sawah dengan harga mulai Rp25.000/ orang. Di sini tidak memberlakukan tiket masuk, melainkan voucher. Pembeli yang datang membeli voucher senilai Rp10.000. Buka pada pukul 10.30 WIB.
“Nanti, kepingan kayu voucher tadi ditukar dengan produk yang senilai dengan harga voucher. Untuk anak yang sudah besar, nanti kami ajari menjadi barista, meracik kopi,” pungkas Judi.
(sof)