LANGIT7.ID-Minggu lalu kami menulis kenapa kelesuan ekonomi rakyat tidak terbaca? BPS mengeluarkan pertumbuhan 5.2 % dan DPR meningkatkan pendapatan melalui berbabagai tunjangan. Pajak pajak dari rakyat terutama PBB di berbagai daerah naik berlipat lipat dan sudah memicu kemarahan sebelumnya di Pati dan berbagai daerah.
Hari hari ini protes ke DPR sangat besar. Tewasnya pekerja ojol, alm.Affan menambah sakit rakyat yang sering nasibnya diabaikan dalam berhubungan dengan elite ekonomi, politik, dan aparat.
Kepolisian adalah salah satu lembaga yang sering berhadapan dengan rakyat di fihak elite ekonomi dan politik.
Untuk menghadapi kemarahan rakyat ini sebaiknya presiden mengumumkan keberfihakan dan empati kepada rakyat. Salah satunya dengan mengumumkan pemotongan gaji. Menjadi pejabat publik adalah masa pengabdian bukan masa mencari kekayaan.
Praktek Baik Pemotongan GajiAda praktek baik para pelayan publik di negara ini, sebutkan Muhammadiyah yang disebut di berbagai media salah satu lembaga paling kaya. Seluruh pejabat Muhammadiyah tidak digaji.
Saat menjadi dosen atau dokter, pemimpin RS atau Perguruan Tinggi di Muhammadiyah mereka digaji, akan tetapi saat terpilih memipin organisasi, mereka tidak digaji lagi. Dengan demikian menjadi pejabat hendaknya disetting untuk benar benar mengabdi kepada umat, masyarakat, bangsa, dan negara.
Data berikut praktek baik pemotongan gaji sebagai bentuk empati kepada kesulitan ekonomi rakyat.
1. Selandia Baru – 2020 – PM & menteri potong gaji 20% (solidaritas pandemi).
2. Singapura – 2020 – Presiden, menteri, anggota parlemen potong 1–3 bulan gaji (pandemi).
3. India – 2020 – Anggota parlemen & menteri potong 30% (pandemi).
4. Jepang – 2011 – Anggota parlemen potong gaji 6 bulan (bencana tsunami & gempa).
5. Irlandia – 2009 – PM & menteri potong gaji 15–20% (krisis finansial global).
6. Portugal – 2010 – Pejabat senior potong 5% (defisit fiskal/Eurozone crisis).
7. Spanyol – 2010–2012 – Pegawai & pejabat publik potong 5% + hapus bonus (krisis Eurozone).
8. Meksiko – 2018 – Presiden & pejabat tinggi potong besar (60% untuk presiden) sebagai simbol austerity dan anti-korupsi.
9. Kenya – 2013 – Presiden & anggota parlemen dipotong gaji (respon kemarahan publik atas beban negara).
Belajar dari Muhammadiyah yang bukan saja dipotong, begitu mengemban tugas mengemudi organisasi tidak lagi diberi tunjangan jabatan sebagaimana saat meminpin amal usaha (kampus, atau RS).
Apa yang dipelajari yaitu bagaimana menanamkan heroisme melayani dan memajukan bangsa. Hanya orang orang yang sudah selesai sebaiknya berada pada posisi itu. Jika masih muda memang mereka yang terpanggil untuk mengabdi kepada bangsa dan negara. Heroisme ini harus terwujud dalam sistem yang nyata dan terbaca oleh rakyat.
Jadi belajar dari Muhammadiyah adalah bagaimana memandang jabatan publik.
Jika belajar dari Muhammadiyah terlalu heroik maka belajarlah dari berbagai negara sebagaimana data di atas. Semoga kemarahan rakyat mereda.(Ketua Diktilitbang PP Muhammadiyah)
(lam)