Dr Abbas: Para Rabi Yahudi Jadi Provokator Terjadinya Ethnic Cleansing dan Genosida

LANGIT7.ID-Astana; Congress of the Leaders of World and Traditional Religions ke 8 di Astana Kazakhstan yang berlangsung 17 - 18 September telah ditutup oleh Presiden Kazakhstan. Salah satu hal yang menarik dalam konferensi tersebut adalah pidato dari tokoh agama Yahudi dalam sesi penutupan yang dengan suara keras dan lantang meneriakkan kata-kata kami cinta damai. Bahkan kalimat tersebut diucapkan berulang ulang sambil
meneriakkan kata-kata stop terorisme.

"Pernyataan Rabi Israel kemungkinan besar karena suasana hati dan keadaan yang sedang dia alami dimana rakyat Israel saat ini tidak bisa hidup dengan aman tentram dan damai. Sebab mereka merasa was was akibat sewaktu-waktu peluru kendali dan drone dari Hamas, Iran dan Houthi bisa saja jatuh di daerah tempat tinggal mereka," ujar Dr Anwar Abbas, salah satu delegasi Indonesia yang mewakili MUI saat mengabarkan kepada langit7.id, sabtu(20/9/2025).

Akibat suasana batinnya itulah, menurut Abbas, sang rabi tidak malu-malu berteriak di depan para pemuka agama dunia yang datang dari berbagai negara dengan mengeluarkan kata-kata stop terorisme secara berulang-ulang.

"Tetapi pertanyaannya siapakah yang mereka anggap sebagai teroris ? Apakah Hamas, Iran dan Yaman ? Atau malah Israel itu sendiri ? Tentu saja berdasarkan data dan fakta yang ada yang telah menjadi teroris itu adalah Israel sendiri," ujarnya lagi.



Karena Israel sejak tahun 1948, katanya, telah menebarkan ketakutan dengan merampok dan menjajah tanah dan rakyat Palestina. "Maka jika sang rabi ingin membuat rakyat Israel hidup aman, tentram dan damai maka sang rabi harus mendorong Israel untuk mengembalikan seluruh tanah yang telah mereka rampas dan menghentikan praktek penjajahan terhadap rakyat Palestina," tegasnya.

Sayangnya, imbuh dia, hal itu tidak dilakukan oleh Israel. "Bahkan kita lihat para tokoh agamanya yang seharusnya mengajarkan tentang keadilan, kebenaran dan kebaikan tapi malah ikut mendukung terjadinya praktek-praktek yang tidak terpuji berupa ethnic cleansing dan genosida yang telah dilakukan oleh negaranya," tambahnya.

Mengapa sikap itu masih terus dipertahankan Israel, menurut Abbas, karena para pemuka agamanya mengatakan bahwa tanah Palestina adalah tanah nenek moyang orang Israel sehingga akibatnya pemerintah dan sebagian besar rakyatnya tampak semakin agresif untuk merampas, menduduki dan membunuh rakyat Palestina.

"Karena apa yang mereka lakukan sudah mendapatkan legitimasi dari para rabi atau pemuka agama mereka sehingga kehadiran dari para rabi tersebut kita lihat jangankan akan membawa perdamaian tapi justru malah telah membuat brutalitas Israel terhadap rakyat Palestina semakin menjadi-jadi karena mereka menganggap tugas suci," ujar Abbas yang ketua PP Muhammadiyah(*)