LANGIT7.ID, Jakarta,- -
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut insiden
ledakan yang terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara menjadi alarm keras bahwa potensi aksi teror telah mengalami perubahan bentuk atau bermetamorfosa.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MUI, KH Arif Fahrudin, mengatakan, metamorfosa aksi teror melibatkan faktor-faktor seperti gangguan kesehatan mental (
mental illness), dendam sosial (revenge), maupun luka batin akibat perundungan (
bullying).
Baca juga: Ledakan di Masjid SMAN 72, Kapolri: Jumlah Korban Capai 96 Orang“Aksi ini menunjukkan adanya problem serius dari aspek kejiwaan dan sosial yang harus segera diantisipasi bersama,” kata Kiai Arif Fahrudin dalam keterangannya, Sabtu (8/11/2025).
Karena itu, lanjut Kiai Arif, MUI mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk mengambil langkah cepat dan prioritas dalam penanganan kesehatan fisik maupun psikis para korban, termasuk pemulihan trauma secara menyeluruh.
Di sisi lain, MUI menegaskan pentingnya komitmen bersama dalam memerangi praktik
perundungan (bullying) di lingkungan sekolah maupun keluarga.
“Pola pengasuhan dan pendidikan harus mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman yang
rahmatan lil ‘alamin. Anak-anak berhak tumbuh dalam suasana yang aman, ramah, dan terbebas dari kekerasan,” kata dia.
Baca juga: Pemulihan Korban Ledakan SMAN 72, Polisi Pastikan Sebagian Siswa Sudah Pulang dari RSLebih lanjut, MUI menyerukan agar lintas pihak — mulai dari kepolisian, penyelenggara pendidikan, psikolog, ahli siber, pengamat media sosial, ormas Islam, hingga lingkungan keluarga — melakukan analisis mendalam atas kasus ini guna merumuskan langkah-langkah afirmatif dan preventif untuk mencegah aksi serupa di masa mendatang.
(est)