LANGIT7.ID, Jakarta,- -
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyebut perilakh pendakwah asal Kediri, Elham Yahya Luqman Yahya atau
Gus Elham tidak mencerminkan akhlakul karimah serta bertentangan dengan ajaran Islam.
Ketua PBNU, Alissa Wahid mengatakan perilaku tersebut melanggar nilai kemanusiaan dan prinsip
dakwah bil hikmah yang rahmatan lil ‘alamin.Baca juga: Romo Syafii Minta Gus Elham Setop Aksi Cium Anak Perempuan: Tidak Pantas!"Itu menodai nilai-nilai dakwah sendiri yang seharusnya memberikan teladan melalui sikap dan lakunya kepada umat," kata
Alissa Wahid dalam pernyataannya, Selasa (11/11/2025).
PBNU menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama mengemban amanah besar untuk membangun kemaslahatan umat dengan berpegang pada prinsip Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah.
Karena itu, NU menolak keras segala praktik yang mencederai Maqashid Syariah (tujuan penerapan syariat), terutama perlindungan terhadap kehormatan manusia (hifdz al-‘irdh), tanpa memandang usia, status, maupun kedudukan sosial.
Baca juga: PBNU dan Suriah Bahas Kolaborasi Strategis Perkuat Moderasi Islam dan Pendidikan Dunia"Prinsip
maqashid syariah inilah yang harus dipegang dan menjadi pertimbangan utama para pendakwah," tegas Alissa.
PBNU juga menekankan pentingnya menghormatu kiai dan nyai sebagai sosok pengasuh, serta peranannya sebagai pengayom jamaah.
Penghormatan ini adalah amanah bagi tiap tokoh agama untuk menjaga diri dan berperilaku sebagai uswatun hasanah bagi umat.
"Sejatinya kiai-nyai, pendakwah secara umum juga merupakan guru yang sudah sepantasnya digugu dan ditiru," katanya.
Lebih lanjut, PBNU mengajak seluruh elemen jamaah dan pengurus untuk menciptakan ruang yang aman dan bermartabat bagi semua insan, terutama bagi mereka yang lemah seperti anak-anak, santri, dan perempuan.
Baca juga: PBNU Hidupkan Tradisi Dzurriyah Muassis, Gus Yahya: Ini Bentuk Barokah Perjalanan NUSebagai bentuk tanggung jawab kelembagaan, PBNU telah membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan di Pesantren (SAKA) sebagai upaya menanggulangi praktik kekerasan, pelecehan, dan bentuk penyimpangan lainnya di lingkungan pesantren NU.
"Pembentukan SAKA merupakan wujud nyata komitmen PBNU dalam menjaga marwah pesantren serta memastikan lingkungan dakwah dan pendidikan Islam tetap berlandaskan kasih sayang, akhlak mulia, dan perlindungan terhadap kemanusiaan, serta maqashid syariah," jelasnya.
PBNU menegaskan kembali tidak ada ruang bagi kekerasan, pelecehan, dan penyalahgunaan otoritas dalam dakwah Islam.
"Dakwah harus menumbuhkan kemuliaan, bukan menistakan martabat manusia," pungkasnya.
(est)