Serangan Israel di Beirut Tewaskan Tokoh Militer Top Hezbollah, Ketegangan Memuncak

LANGIT7.ID–Jakarta; Israel menewaskan pejabat militer tertinggi kelompok Hezbollah dalam sebuah serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada hari Minggu, kata militer Israel, meskipun ada gencatan senjata yang ditengahi AS setahun lalu.

Serangan itu—yang menjadi yang pertama di sekitar ibu kota Lebanon setelah berbulan-bulan—menargetkan kepala staf sementara Hezbollah yang didukung Iran, Ali Tabtabai, menurut pernyataan militer.

Hezbollah mengonfirmasi kematian Tabtabai dalam sebuah pernyataan, menyebutnya sebagai komandan “besar” yang “berjuang menghadapi musuh Israel sampai detik terakhir hidupnya yang penuh berkah.” Pernyataan itu menunjukkan posisinya yang sangat senior, namun tidak menjelaskan detail peran pastinya.

Seorang pejabat Hezbollah, Mahmoud Qmati, menyebut serangan Israel ini telah melewati “garis merah” saat ia berdiri di dekat bangunan yang hancur di kawasan Haret Hreik, yang dikenal sebagai basis kuat Hezbollah.

Ia menambahkan, pimpinan Hezbollah akan memutuskan apakah dan bagaimana kelompok itu akan membalas.

Lima orang tewas dalam serangan

Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Tabtabai pada 2016, mengidentifikasinya sebagai salah satu pemimpin kunci Hezbollah dan menawarkan hadiah hingga 5 juta dolar bagi siapa pun yang memberi informasi tentang dirinya.

Pernyataan militer Israel menyebut Tabtabai “memimpin sebagian besar unit Hezbollah dan bekerja keras memulihkan kesiapan mereka untuk perang dengan Israel.”

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan itu menewaskan lima orang dan melukai 28 lainnya. Serangan menghantam sebuah gedung bertingkat, membuat puing-puing berjatuhan ke mobil-mobil di jalan utama.

Warga berhamburan keluar dari apartemen mereka karena takut serangan susulan, menurut laporan jurnalis Reuters.

Setelah serangan itu, Presiden Lebanon Joseph Aoun mendesak komunitas internasional turun tangan menghentikan serangan Israel.

Serangan tersebut terjadi seminggu sebelum Paus Leo dijadwalkan tiba di Lebanon dalam kunjungan luar negeri pertamanya, yang diharapkan banyak warga dapat menjadi tanda baik bagi masa depan Lebanon.

Gencatan senjata November 2024 seharusnya mengakhiri setahun pertempuran antara Hezbollah dan militer Israel, yang dipicu oleh tembakan roket Hezbollah ke pos-pos Israel sehari setelah serangan 7 Oktober 2023 oleh sekutunya dari Palestina, Hamas.

Namun Israel terus melakukan serangan hampir setiap hari ke Lebanon sejak gencatan senjata, dengan dalih menargetkan depot senjata Hezbollah, para pejuangnya, dan upaya kelompok itu untuk bangkit kembali. Intensitas serangan meningkat beberapa minggu terakhir.

“Kami tidak akan membiarkan Hezbollah, organisasi teroris, untuk pulih dan membangun kembali kekuatannya serta mengancam Israel dari mana pun di dalam Lebanon,” kata juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, kepada wartawan setelah serangan.

Ketika ditanya apakah Israel memberi tahu AS sebelum melakukan serangan, Bedrosian mengatakan bahwa Israel membuat keputusan secara mandiri.

Israel sudah membunuh sebagian besar pimpinan Hezbollah

Israel telah menyingkirkan sebagian besar pemimpin kelompok tersebut selama perang setahun itu, termasuk pemimpin mereka saat itu, Hassan Nasrallah.

Israel dan Lebanon terus saling menyalahkan soal pelanggaran gencatan senjata sejak 2024.

Lebanon menyatakan serangan Israel yang terus berjalan dan pendudukan lima pos selatan di wilayah Lebanon merupakan pelanggaran besar. Aoun mengatakan ia terbuka untuk bernegosiasi tetapi belum menerima respons positif dari pejabat Israel.

Israel menuduh Hezbollah mencoba bangkit kembali di selatan, dan menekan Lebanon agar lebih tegas menyita seluruh senjata ilegal di seluruh negeri, termasuk milik Hezbollah.

Hezbollah belum menembaki Israel sejak gencatan senjata dimulai dan mengatakan mereka tetap mematuhinya.