LANGIT7.ID - , Jakarta - Pelaku industri fashion sekaligus pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Amy Atmanto, mengatakan industri fesyen muslim Indonesia mampu bersaing di ranah internasional. Apalagi mengingat Indonesia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki negara lain, yaitu kain wastra.
"Kelebihan Indonesia adalah kita memiliki kain wastra. Jadi kita tidak hanya bisa berkompetisi dari sisi desain dan kualitas, tetapi kearifan lokal kain yang memiliki nilai besar untuk bersaing di pasar global," kata Amy Atmanto pada webinar Mimbar Langit7 "Industri Halal untuk Perkembangan Perekonomian Global", Rabu (12/1/2022).
Baca juga: Presdir JNE: Jual-Beli Online Turut Tingkatkan Pengiriman OnlineAmy mengatakan pihak Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional) juga mendukung kain wastra untuk digunakan dalam produk-produk lokal.
"Dekranas juga begitu mendukung kain-kain wastra, sehingga desain lokal atau produk-produk lokal baik untuk pasar Indonesia maupun pasar dunia itu kian banyak menggunakan kain wastra. Karena ada filosofi atau cerita yang terdapat di dalamnya yang tidak dimiliki mungkin oleh desainer negara lain, selain kualitas dan inovasi desain," ucap pemilik jenama fesyen Royal Kaftan ini.
Amy menambahkan, potensi Indonesia sangat luar biasa. Tak hanya dilihat dari demografinya yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia. Tapi juga industri kreatif yang mampu bersaing di pasar global.
Meski memiliki pasar yang menjanjikan, namun untuk urusan modest fashion ready to wear, Indonesia masih tertinggal dari pesaingnya Turki. Ditambah lagi dengan persaingan dari rumah mode dunia seperti Dolce & Gabbana yang mulai merambah modest fashion ready to wear.
Dukungan dari pemerintah dan pihak terkait untuk mewujudkan Indonesia modest fashion sangat dibutuhkan. Salah satunya adalah MES yang serius menggaungkan industri halal.
Baca juga: Delia Septianti Optimistis Industri Fesyen Muslim akan Berkembang Tahun IniNamun, tantangan yang harus dilakukan pun sangat besar. Karena itu dibutuhkan sinergitas dengan pemerintah untuk membawa pangsa pasar fesyen muslim Indonesia mendunia.
"Jadi bibit-bibit baru di industri kreatif khususnya UMKM fesyen itu harus terus diciptakan, kemudian dibina agar industri ini bisa tumbuh karena bagaimana mungkin kita bisa mencapai impian untuk merajai modest fesyen dunia" kata Amy.
(est)