Pertumbuhan jumlah masjid dan mushalla di Indonesia sejalan dengan meningkatnya penduduk. Pada wilayah yang padat, jumlah rumah ibadah bisa sangat banyak dan relatif saling berdekatan.
Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (Waketum DMI), Komjen (Purn) H Syafruddin, mengatakan, para santri merupakan cendekiawan muslim yang siap menghadapi perubahan masa depan.
Cendekiawan muslim tidak hanya berbicara soal dakwah. 70 persen pemimpin pada 2030 merupakan anak muda terlebih pondok pesantren, yang mengakar di masyarakat.
Kepala Seksi Kemakmuran Masjid Ditejen Bimas Islam, Fakhry Affan mengatakan, pendataan masjid di DKI Jakarta harus dilakukan secara masif. Sebab, masjid dan mushalla khususnya di DKI Jakarta cukup banyak dan jumlahnya terus bertambah.
Selain menjadi tempat ibadah, masjid dapat berfungsi sebagai shelter mitigasi bencana sementara. Masjid dapat menjadi tempat berlindung dan evakuasi masyarakat saat terjadi bencana.
JK berpesan kepada jajaran pengurus masjid di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika melihat hal mencurigakan. Apalagi, kriminalisasi kepada ulama kembali marak terjadi belakangan ini.
Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak dan Unicef tahun 2021 menyebutkan ada 22.227 yatim. Sedangkan anak yang putus sekolah berjumlah 938.
Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi masalah sosial, khususnya menghadapi pengangguran, kemiskinan baik karena adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun akibat bencana alam.
Takmir masjid harus memiliki 5 karakter ini. Sebab bila dikelola dengan benar, masjid bukan hanya akan makmur, tapi juga memakmurkan masyarakat sekitar.
Momen HUT ke-76 RI menjadi momentum kebangkitan Indonesia. Bagi ummat Islam, kebangkitan itu harus dimulai dari masjid dan mencintai rumah Allah tersebut.