Awan aneh berwarna jingga dengan bentuk melingkar itu tampak seperti unidentified flying object (UFO). Awan tersebut pertama kali muncul dan diketahui pada Kamis (9/2) lalu.
Tak hanya Gerhana Bulan Total 2022, satu dekade belakangan fenomena alam pernah terjadi. Berikut daftar GBT pernah teramati di Indonesia, melansir dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Perseid merupakan hujan meteor yang titik radiannya berasal dari konstelasi Perseus. Intensitas jatuhnya sekitar 60 hingga 100 meteor per jam yang terlihat di langit gelap.
Masyarakat di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat baru-baru ini digegerkan dengan jatuhnya puing roket seberat 3 ton. Peneliti Astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) BRIN, Prof Thomas Djamaluddin, mencatat sudah ada tujuh sampah antariksa yang jatuh di Indonesia.
Andi menjelaskan dipol negatif di Samudera Hindia (IOD) terbentuk awan hujan lebih banyak bagian Timur dibandingkan Baratnya. Hal ini yang menyebabkan musim kemarau basah 2022.
Gerhana ini hanya dapat disaksikan di Benua Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah (kecuali Iran bagian Timur) Selandia Baru, dan sebagian besar Oseania.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menjelaskan, petir terjadi akibat peristiwa pemisahan muatan positif dan muatan negatif di dalam awan.
Peristiwa alam ketika posisi Matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tak berongga saat tengah hari, berlangsung pada 6 September hingga 21 Oktober 2021 mendatang.