Langit7, Tegal - Jamur tiram memiliki banyak manfaat kesehatan, di antaranya seperti mencegah penyakit kanker, HIV, dan lainnya.
Harganya yang terjangkau, dan manfaatnya besar terhadap kesehatan, menjadikan jamur tiram cukup diminati untuk kebutuhan konsumsi masyarakat. Apalagi, jamur juga memiliki rasa yang cukup lezat dan bisa dimasak menjadi beragam bentuk olahan.
Sehingga peluang dari budi daya jamur tiram cukup menjanjikan. Selain terbilang mudah, budi daya jamur juga dikenal menggunakan metode tanam yang ramah lingkungan.
Baca juga: Niat Ibadah, Pengusaha Sate Ini Ingin Buka 10 Cabang Restoran![Budi Daya Jamur Tiram, Punya Masa Depan Cerah]()
Potensi itu juga yang dimanfaatkan milenial asal Tegal, Sokheh Al Farizi. Menurutnya, potensi yang ada pada jamur tiram dan didukung oleh perkembangan teknologi digital, turut membantu pemasaran jamur tiram.
"Perkembangan teknologi dan sosial media yang begitu hebat, kita manfaatkan peluang tersebut untuk mengembangkan usaha budi daya jamur tiram," kata dia dikanal YouTube WIRAMUDA.
Pemilik Berkah Jamur ini merintis usahanya di pertengahan 2020, saat pandemi Covid-19 baru mulai melanda Tanah Air. Dia mengatakan, usahanya itu tidak begitu terdampak pandemi.
Melalui Berkah Jamur, Sokheh mengaku dapat berbagi manfaat dengan orang-orang di sekitarnya. Jamur tiram yang memiliki nilai ekonomis ini ternyata mampu menyerap tenaga kerja dari warga sekitar.
"Walaupun karyawan di sini sifatnya hanya membantu, tapi Alhamdulillah setiap waktu mengalami peningkatan. Sehingga kami optimistis usaha ini akan terus berkembang," jelasnya.
Baca juga: Pemerintah Dukung Garut Jadi Sentra Kulit Produk Fesyen Tanah AirData Kementerian Pertanian mengungkapkan, konsumsi jamur di Indonesia masih terbilang rendah, yakni 0,18 kilogram per kapita per tahun. Namun, jamur tiram memiliki potensi besar di pasar luar negeri.
Adapun potensi pasar luar negeri yang konsumsi jamurnya tinggi antara lain Perancis, Jerman, Rusia, USA, Timur Tengah, Korea, China Jepang.
![Budi Daya Jamur Tiram, Punya Masa Depan Cerah]()
Untuk itu, diperlukan peningkatan promosi dan sosialisasi konsumsi jamur nasional. Sebab, diawal pandemi tahun 2020, produsen jamur di Brebes mampu mengekspor 20 kontainer untuk sebulan, dengan nilai transaksi sebesar USD750 ribu.
Sokheh juga mengaku, kapasitas produksinya baru mencapai hingga 30 kilogram per hari. Hal itu yang juga menyebabkan pemasaran dari hasil panennya yang baru bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal.
"Daya produksi kita dalam satu hari paling maksimal hanya 25-30 kilogram saja. Memang, rencana pengembangan ke depan akan lebih banyak," jelasnya.
Baca juga: Jihad untuk Negeri Lewat Peternakan DombaBiasanya, lanjut dia, jamur tiram diolah untuk dijadikan makanan olahan, seperti jamur krispi, sate jamur, atau pun olahan tumis dan sayur.
Sokheh berharap, Berkah Jamur dapat berkembang mengikuti perubahan zaman. Di mana dia juga akan memanfaatkan teknologi digital dan menjalin kerja sama kemitraan demi mengembangkan usahanya.
"Yuk kita manfaatkan peluang yang ada dari jamur tiram. Nilai ekonomis dari usaha jamur tiram juga akan mengurangi tingkat pengangguran di kalangan pemuda," tambahnya.
(zul)