LANGIT7.ID, Jakarta - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Prof Kamaruddin Amin mengatakan, Masjid Al-Aqsa di Palestina memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia bagi umat Islam.
Hal ini dijelaskan Dirjen saat menjadi narasumber Kajian Rutin Virtual Kajian Kitab Shahih Bukhari bertema 'Perubahan Arah Kiblat dan Pentingnya Masjid Al-Aqsa' yang disiarkan secara daring melalui Youtube Bimas Islam TV.
"Salah satu keistimewaan Masjid Al-Aqsa adalah pernah menjadi kiblat salat bagi umat Islam. Pada awal-awal Islam sampai Nabi Muhammad hijrah ke Madinah umat Islam salat menghadap ke Masjid Al-Aqsa di Palestina," jelas Dirjen dikutip Bimas Islam, Rabu (23/2/2022).
Baca Juga: Tiga Hikmah Isra Mi’raj Menurut Gubernur Sumbar Buya MahyeldiDirjen menerangkan, Masjid Al-Aqsa menjadi kiblat bagi umat Islam selama 17 bulan sebelum akhirnya diubah ke Masjidil Haram. "Perlu saya sampaikan Masjid Al-Aqsa dalam pandangan Islam adalah sangat suci dan mulia," kata Dirjen.
Guru Besar Ilmu Hadits di UIN Alauddin Makassar ini menambahkan, keistimewaan lain dari Masjid Al-Aqsa adalah pernah menjadi tempat singgah Nabi Muhammad ketika melakukan Isra' dan Mi’raj.
"Dalam ayat Al-Qur'an Surah Al-Israa jelas sekali disebutkan. Di Masjid Al-Aqsa ini Nabi Muhammad naik ke Sidratul Muntaha. Dalam sejarahnya sudah kita ketahui berama," katanya.
Baca Juga: Tak Hanya Musa, Para Nabi Ini Diutus pada Era FiraunKeistimewaan lain, imbuh Dirjen, Masjid Al-Aqsa merupakan masjid tertua kedua setelah Masjidil Haram. Hal ini sebagaimana penjelasan Nabi Muhammad ketika ditanya oleh Abu Dzar Al-Ghifari.
"Dalam riwayat itu, Nabi Muhammad juga menjelaskan kedua tempat ibadah umat Islam ini memiliki selisih 40 tahun. Jadi Masjid Al-Aqsa dalam pandangan Islam merupakan tempat yang suci, mulia, dan istimewa. Karena itu, kita juga dianjurkan untuk safar ke Masjid Al-Aqsa," kata Dirjen.
Baca Juga: Subhanallah, Kompleks Masjid Al-Aqsa Diselimuti Hujan Salju(zhd)