LANGIT7.ID, Jakarta - Umat Islam yang berpuasa
Ramadhan diminta tetap beraktivitas di siang hari. Meski sebagian dari mereka banyak yang memilih untuk tidur siang menunggu sore.
Banyak orang yang beranggapan bahwa tidurnya orang berpuasa ialah ibadah mengutip hadist "Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni." (HR Baihaqi).
Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP
Muhammadiyah, Agus Tri Sundani menjelaskan, makna hadits tersebut bisa jadi benar jika niatnya benar. Akan tetapi, aktivitas di bulan suci Ramadhan lebih afdhal ketimbang tidur.
Baca Juga: Tadabbur 5 Ayat Al-Baqarah tentang Puasa dan Ibadah Ramadhan"Memang ada ungkapan tidurnya orang berpuasa adalah ibadah. Kalau tidurnya dalam rangka menghindari dari perbuatan yang sia-sia atau maksiat, itu bisa jadi ibadah," ujarnya seperti dikutip dari laman Muhammadiyah, Ahad (3/4/2022).
Namun, lanjut dia, jika tidurnya seseorang hanya untuk menghilangkan kepayahan, mengulur waktu, menunggu waktu buka puasa, hanyalah menyia-nyiakan waktu.
"Sebenarnya ya boleh-boleh saja tidur, tapi tinggal niat tidurnya tadi," ujar dia.
Menurutnya, arti puasa secara rukun adalah niat dan imsak, yaitu menahan diri dari segala hal yang merusak atau membatalkan puasa, bukan sekadar makan dan minum saja.
Apalagi, bulan Ramadhan ialah bulan istimewa, di mana seluruh amal perbuatan ditingkatkan balasan atau pahalanya. Bahkan Allah sendiri yang membalas kebaikan pahala dari ibadah puasa.
"Jadi kalau di masa Rasulullah SAW, justru puasa itu sebagai momen untuk perjuangan. Kalau kita menarik konteksnya pada saat ini, lebih baik kita melakukan aktivitas kerja yang produktif daripada tidur," katanya.
Sebab, kerja merupakan bagian dari ibadah. Sehingga jika dilaksanakan di bulan Ramadhan, tentu akan mendapatkan pahala berlipat ganda.
(bal)