LANGIT7.ID - Rangkaian gerakan dan doa dalam shalat memiliki tuntunan dari Rasulullah SAW, di antaranya ketika membaca tahmid setelah i'tidal. Ada banyak jenis doa tahmid yang diajarkan Rasulullah Saw mengacu kepada sunnah dan hadist-hadist shahih.
I'tidal adalah posisi sempurna setelah bangkit dari ruku dengan mengangkat kedua tangan kemudian membaca tahmid. Apabila imam melakukan i'tidal, maka makmum cukup menjawab dengan tahmid. Namun jika shalat munfarid (sendirian), maka membaca doa i'tidal dan tahmid. Hal ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
"Dan bila imam membaca ‘Sami’allahuliman hamidah’ maka ucapkanlah oleh kalian ‘Rabbana wa lakal hamd’ (H.R. Bukhari, Sahih al-Bukhari, 1/147)."
Jika kita perhatikan lebih dalam, ternyata ada tujuh macam bacaan tahmid berdasarkan hadist-hadist shahih. Berikut keterangannya:
1. Rabbanaa lakal hamdu
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ"(Ya Rabb kami, milik-Mu lah segala pujian) (H.R. Bukhari, Sahih al-Bukhari, 1/157)."
2. Rabbanaa wa lakal hamd’رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ"(Ya Rabb kami, dan milik-Mu lah segala pujian) (H.R. Bukhari, Sahih al-Bukhari, 1/147)."
3. Allaahumma rabbanaa lakal hamdاللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ"(Ya Allah Rabb kami, milik-Mu lah segala pujian) (H.R. Bukhari, Sahih al-Bukhari, 1/158)."
4. Allahumma rabbanaa wa lakal hamdاللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ"(Ya Allah Rabb kami, milik-Mu lah segala pujian) (HR. Bukhari, Sahih al-Bukhari, 9/106)."
5. Rabbana walakal hamdu hamdan katsiran thayyiban mubarakan fiihرَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ"(Wahai Tuhan kami, bagiMu segala pujian, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh berkah) (HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, 1/159)."
6. Allaahumma robbanaa lakal hamdu mil’us samaawaati wal ardhi, wamil’u maa syi’ta min syai’n ba’du
اللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ، مِلْءُ السَّمَاوَاتِ، وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ"(Ya Allah, Rabb kami, segala puji bagimu sepenuh langit dan bumi serta sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu wahai Dzat yang berhak dipuji dan diagungkan) (HR. Muslim, Shahih Muslim, 1/346)."
7. Allahumma robbanaa lakal hamdu mil’us samaawaati wal ardhi, wamil’u maa syi’ta min syai’n ba’du, ahlats tsanaa’i wal majdi, laa maani’a limaa a’thoita walaa mu’thiya limaa mana’ta walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ: اللهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ ”"(Ya Allah, Rabb kami, segala puji bagimu sepenuh langit dan bumi serta sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu wahai Dzat yang berhak dipuji dan diagungkan. Tidak ada penghalang untuk sesuatu yang Engkau beri, dan tidak ada pemberi untuk sesuatu yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat harta orang yang kaya dari adzabMu) (HR. Muslim, Shahih Muslim, 1/347)."
(jqf)