Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 05 Mei 2024
home masjid detail berita

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 22: Larangan Menyekutukan Allah SWT

Andi Muhammad Jum'at, 22 Juli 2022 - 16:16 WIB
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 22: Larangan Menyekutukan Allah SWT
Ilustrasi. Foto: Langit7.id/iStock.
skyscraper (Desktop - langit7.id)
LANGIT7.ID, Jakarta - Di antara 20 asma Allah, ar-Rahman dan ar-Rahim, yang artinya adalah Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, terkadang manusia terlalu fokus kepada cobaan hidup hingga lupa betapa besar kasih Allah kepada hamba-Nya. Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya dan kehidupan di muka bumi dengan berbagai nikmat dan rezeki.

Oksigen yang kita hirup sejak lahir hingga dewasa dan buah-buahan yang kita petik di pepohonan diberikan kepada hamba-Nya tanpa harus bayar. Itu semua merupakan bentuk kasih Allah kepada hamba-Nya yang kerap kali dilupakan.

Sebagai umat muslim yang beriman, kita harus selalu bersyukur di setiap keadaan. Karena apa yang diuji Allah tidaklah sebanding dengan apa yang diberi kepada hamba-Nya. Ujian yang Allah berikan juga merupakan bentuk sayang kepada hamba-Nya.

Baca Juga: Ada Peran Istri di Balik Pembebasan Bersyarat Habib Rizieq Shihab

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 22:

ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ فِرَٰشًا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءً وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Wajiz mengatakan, Allah adalah Dzat yang menciptakan bagi manusia bumi yang membentang agar dapat tetap berdiri di atasnya dan hidup di dalamnya. Dan menciptakan langit sebagai bangunan tatanan yang sempurna layaknya kubah dan atap, sehingga tidak jatuh (menimpa) bumi, melainkan menurunkan air dari awan yang dapat menumbuhkan buah-buahan dan berbagai jenis tumbuhan agar kamu dapat menikmati dan memakannya.

Maka manusia dilarang menyekutukan Allah dengan menyembah selain-Nya layaknya menyembah-Nya, sedangkan kalian mengetahui bahwa sekutu itu tidak bisa menciptakan kalian dan tidak memberi kalian rejeki. Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha Pencipta dan Maha Pemberi Rezeki.

Syekh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di dalam Tafsir as-Sa'di menjelaskan bahwa Allah memberikan nikmat kepada manusia dengan nikmat-nikmat lahiriyah mapun batiniyah, Allah menjadikan dunia ini sebagai hamparan yang menjadi tempat manusia menetap dan mengambil manfaatnya dengan membangun rumah, pertanian, pembajakan, dan berkelana dari suatu tempat menuju tempat lain, dan lain sebagainya dari bentuk-bentuk pemanfaatannya.

Baca Juga: Pelatih Bayern Sindir Barcelona, Tak Punya Uang tapi Belanja Pemain Mahal

Lalu Allah menjadikan langit sebagai atap bagi rumah sebagai tempat tinggal kalian dan menyediakan manfaat-manfaat yang merupakan kebutuhan pokok hidup kalian dan kebutuhan dasar, seperti matahari, bulan dan bintang, dan Dia menurunkan air hujan dari langit. Karena itu manusia dilarang mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, yakni yang diserupakan dan disepadankan dari makhluk-makhluk-Nya.

Selaras, Syekh Muhammad bin Shalih asy-Syawi dalam tafsir An-Nafahat Al-Makkiyah menuturkan, Allah memerintahkan manusia untuk ibadah karena sebab Dialah yang menghamparkan bumi untuk mereka tinggal di dalamnya, dan Allah jadikan atas mereka langit sebagai atap dan Allah turunkan hujan dari awan kemudian Allah keluarkan dari hujan tersebut warna-warni dari buah-buahan dan macam-macam tumbuhan sebagai rezeki bagi mereka, oleh karena itu wajib bagi manusia untuk tidak menyekutukan Allah dengan selain-Nya, dan mereka mengetahui bahwasanya Allah tidaklah memiliki sekutu.

Menarik kesimpulan dari ketiga tafsir di atas, Allah adalah dzat yang maha pengasih atas segala rezeki di muka bumi yang diberikan kepada hamba-Nya sebagai nikmat. Sebagai umat Muslim kita harus selalu bersyukur dan mengingat kebesaran Allah, jangan pula menyekutukan Allah, karena tidak ada yang patut disembah selain Allah.

Baca Juga: Tafsir Surat Yunus Ayat 44: Manusia Zalim terhadap Diri Sendiri

(zhd)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 05 Mei 2024
Imsak
04:26
Shubuh
04:36
Dhuhur
11:53
Ashar
15:13
Maghrib
17:49
Isya
19:00
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan