LANGIT7.ID, Jakarta -
Citayam Fashion Week atau CFW jangan sampai disasar para pebisnis. Fenomena tersebut menjadi
target pasar lantaran ada potensi bisnis yang bisa digarap.
Potensi bisnis merupakan incaran empuk kalangan pengusaha-pengusaha besar berbasis sekuler. Apalagi tren yang muncul di CFW seperti halnya remaja milenial, busana perempuan dipakai laki-laki sampai pergaulan bebas di dalamnya.
Dosen Sosiologi Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM), Luluk Dwi Kumalasari menilai, CFW menimbulkan efek positif dan negatif. Salah satu dampak buruknya adalah gaya berpakaian anak-anak remaja tersebut.
Baca Juga: Begini Tanggapan Baim Wong soal HaKI Citayam Fashion Week"Selain sisi positif, tentu saja hal ini juga menimbulkan beberapa dampak negatif, misal cara berpakaian yang dinilai terlalu terbuka," kata Luluk dalam keterangannya dikutip Senin (25/7/2022).
Sementara itu Influencer Dakwah, Doni Riw mengatakan, tidak bisa dinafikkan bahwa fenomena CFW bisa membangkitkan UMKM lantaran terdapat potensi bisnis di dalamnya.
"Faktanya pebisnis besar tidak hanya bermain dengan perusahaan besar, karena mereka melihat potensi keuntungan di bawah," ujarnya.
Remaja di CFW, kata dia, dipaksa belanja untuk bisa terjun dalam ranah hiburan ini. Konsepnya adalah mendorong komoditas food, fashion, and fun. Menurutnya, akan ada rekayasa sosial untuk bisa meraup keuntungan.
Baca Juga: Fenomena Citayam Fashion Week Bisa Jadi Target Pasar"Artinya, banyak brand besar juga yang melakukan sebuah rekayasa sosial. Mereka ingin menguasai pasar pinggiran dengan label UMKM, di mana targetnya adalah remaja CFW," ujar dia.
Bila brand-brand besar ini masuk, mereka bisa saja menciptakan pola fesyen yang jauh dari gaya hidup seorang muslim dan muslimah.
Lalu bagaimana mengantisipasinya?CFW pun bisa menjadi lahan syiar Islam bagi para pendakwah. Mereka harus masuk menyebarkan pakem-pakem agama kepada para remaja, anak-anak SCBD.
Umat Islam tak boleh nyinyir dengan fenomena yang dimunculkan kelompok milenial tersebut, apalagi melempar kata-kata yang tak sedap di telinga, menganggap mereka beban masyarakat dan jauh dari agama.
Dalam sebuah kisah, Syaikh Muhammad Al Ghazali pernah ditanya oleh seseorang, "Wahai Syaikh, saya tidak suka ada orang yang meninggalkan shalat. Apa hukumnya mereka meninggalkan shalat? Agar saya sampaikan pada mereka!"
Jawaban Syaikh Muhammad Al Ghazali sederhana saja, "Hukumnya adalah engkau mengajaknya shalat..."
Justru mereka harus diajak mengenal Islam. Fesyen pun bisa tetap kece dengan berbusana muslim. Lalu mengenali mereka mengenai batasan-batasan aurat, cara bergaul dengan yang bukan mahram dan lain sebagainya.
Tapi semua itu mesti dilakukan dengan cara yang santun dan baik. Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman yang artinya: "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu." (QS Ali Imran 159).
Belajar dari Nabi SAWSaat berdakwah, Nabi Muhammad SAW diminta bertutur kata yang baik, santun dan lemah lembut agar orang-orang yang menerima syiar Islam dapat menerima ajaran agama dari Allah SWT tersebut.
Lewat cara itu pun Rasulullah tetap mendapatkan berbagai tantangan yang berat. Saat Nabi SAW berdakwah ke Kota Thaif, dia pernah mendapat sambutan negatif. Rasulullah mengajak masyarakat di tempat itu pada kebenaran, tapi para pembesar Thaif malah mengusir dengan hujatan, ejekan dan lemparan batu.
Dalam sebuah hadist, Jibril dan malaikat penjaga Gunung sampai menawarkan Nabi SAW agar berdoa, sehingga Allah SWT mengazab kota tersebut. Tapi Rasulullah malah mengatakan: "Justru aku berharap agar kelak Allah menjadikan keturunan mereka orang-orang yang menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain..." (HR Bukhari).
Lalu bagaimana Kota Thaif sekarang? Allah SWT memberkahi daerah tersebut dengan tanah yang subur, walaupun komposisi bebatuan lebih mendominasi.
Dengan kesuburan yang dimilikinya, maka kota Thaif terkenal dengan kekayaan produk pertanian. Berbagai jenis buah-buahan, seperti anggur, kurma, delima dan lain-lain dihasilkan oleh daerah yang subur ini.
Berkat doa Nabi ketika itu dan kesabarannya berdakwah, masyarakat di Thaif beriman kepada Allah hingga ke generasi sekarang ini.
(bal)