LANGIT7.ID, Jakarta - Presiden
Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan sederet tantangan yang dihadapi dunia pascapandemi Covid-19. Salah satunya ialah krisis energi yang dipicu perang di Ukraina.
"Sakitnya belum sembuh, muncul yang namanya perang di Ukraina. Sehingga semuanya menjadi bertubi-tubi, menyulitkan semua negara dan hampir semuanya berada dalam posisi sulit," ucap Jokowi dalam sambutannya di acara Dzikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2022) malam.
Baca Juga: Dzikir dan Doa Kebangsaan jadi Agenda Rutin Tasyakur atas Kemerdekaan RIJokowi mengisyaratkan perang di Ukraina menjadi salah satu pemicu terjadinya
krisis energi. Tak hanya negara besar, negara-negara miskin pun juga mengalami hal serupa.
"Krisis energi juga sama di semua negara, gas sampai harganya 5x lipat, bensin 2x lipat. Inilah kesulitan yang dialami oleh hampir semua negara, tidak negara kecil, negara besar, negara kaya, negara miskin, semua menghadapi masalah yang sama," lanjut Jokowi.
Jokowi pun bersyukur harga bensin di Indonesia, khususnya
Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite masih terjangkau. Terlebih, harga bensin di luar negeri sudah mencapai Rp32 ribu per liter. "Kalau bensin di negara lain Rp32.000, Rp31.000, di Indonesia
Pertalite masih Rp7.650. Kita patut bersyukur, Alhamdulillah" ujarnya.
Baca Juga: Wapres: Pembiayaan Syariah Alternatif Pendanaan Transisi EnergiKendati demikian, Jokowi mengingatkan subsidi terhadap BBM sudah sangat terlalu besar. Dari sebelumnya Rp170an triliun, kini mencapai Rp520 triliun.
"Negara manapun enggak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu. Tapi sekali lagi, Alhamdulillah kita masih kuat menahannya sampai sekarang ini dan kita patut syukuri bersama," tutur Jokowi.
"Sekali lagi marilah kita berdoa bersama, berdzikir bersama, memohon kepada Allah SWT agar negara kita selalu dilimpahi oleh pangan dan energi dan kita tidak kekurangan akan hal itu. Dan kita berusaha berikhtiar bersama-sama agar kita justru melimpah agar bisa membantu negara-negara lain yang sedang kesulitan saat ini.
Baca Juga:
Kekurangan Devisa, Sri Lanka Batasi Impor BBM 12 bulan ke Depan
Cadangan BBM Menipis, Pemerintah Sri Lanka Kelimpungan(asf)