LANGIT7.ID, Jakarta - Arus digitalisasi berdampak pada minat membaca. Buku terlebih yang berbentuk fisik makin jarang diminati, termasuk buku-buku keislaman. Selain itu, pandemi Covid-19 juga membuat banyak bisnis seret, termasuk penerbitan buku.
Hal tersebut diakui oleh Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta, Hikmat Kurnia. Situasi hari ini, tidak mudah bagi perbukuan Islam untuk terus eksis.
Kendati demikian, dia memilih optimis untuk terus menyalakan nyala perbukuan Islam lewat gelaran
Islamic Book Fair (IBF). Dia berharap IBF bisa menjadi momentum penting untuk mengangkat lagi khazanah perbukuan Indonesia.
"Walaupun situasi sekarang ini tidak mudah bagi dunia perbukuan Islam, namun kami meyakini IBF harus terselenggara," kata Hikmat kepada LANGIT7.ID, Selasa (2/8/2022).
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Perpustakaan Masjid, Kemenag Ajak Masyarakat Wakaf Buku
IBF akan digelar pada 3-7 Agustus 2022 di Jakarta Convention Center (JCC). Pameran ini merupakan yang ke-20 sejak digelar pada 2002 silam, setelah sempat tertunda pada 2021 akibat pandemi Covid-19.
Dia menegaskan, IBF bisa menjadi pemantik bagi bangkitnya dunia perbukuan Islam saat dihantam disrupsi teknologi digital dan diinterupsi oleh covid-19.
"Event IBF adalah momentum untuk merawat, menumbuhkan optimisme, dan terus mengembangkan khazanah perbukuan Islam," ucap Hikmat.
Di sisi lain, IBF ke-20 menjadi istimewa, karena ini merupakan upaya untuk memberi penyadaran pada masyarakat pentingnya mengajarkan nilai-nilai positif dan optimis. Saat situasi kehidupan begitu menekan, nilai-nilai yang dianut akan menjadi pondasi yang kokoh.
"Saat setiap detik kehidupan mengalami perubahan, bekal literasi Islam akan mampu menjadi sarana untuk menyikapi perubahan itu dengan bijaksana," ujar Hikmat.
Baca Juga: Program Bantuan Perpustakaan Masjid Tingkatkan Literasi Keagamaan
Dia menyebut IBF sebagai “Wisata Literasi Islam” terbaik bagi umat Islam untuk meningkatkan nilai tambah bagi kualitas dirinya. Gelaran ini tidak hanya bermanfaat bagi pelajar, pendidik, penerbit, penulis, pembaca, pemerintah, tetapi seluruh pihak yang mencintai bangsa ini.
"Dengan posisi tersebut,
Islamic Book Fair ke-20 akan menjadi wahana bagi tersebarnya ide-ide positif bagi optimisme bangsa ini," pungkas Hikmat.
(jqf)