LANGIT7.ID, Surakarta - Pondok Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki, Solo, Jawa Tengah telah memiliki puluhan ribu alumni sejak berdiri pada 1972. Semua alumni lalu membuat perkumpulan yang diberi nama Ikatan Alumni Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki (IKAPPIM). Organisasi itu dibentuk pada 7 Desember 2003.
IKAPPIM sebenarnya merupakan kelanjutan dari IKAPPIM yang sudah didirikan pada 1982. Organisasi yang bersifat independen pada awal berdiri bertugas mendata semua alumni di seluruh Indonesia dan luar negeri. Hingga kini, para alumni memiliki peran penting bagi pesantren tersebut.
Dalam perkembangannya, IKAPPIM membentuk badan-badan otonom. Ada enam badan otonom yang dibentuk yakni Saudagar Ngruki (SAUQI), Ikatan Ma'ahid Al-Mukmin (IMAM), Ikatan Dosen IKAPPIM, Lembaga Bantuan Hukum IKAPPIM, Ikatan Dokter IKAPPIM, dan Ikatan Penulis IKAPPIM.
Baca Juga: Pesantren Ngruki Tidak Pernah Anti-NKRI, Sudah Nasionalis Sejak Didirikan
Tak hanya itu, banyak juga alumni Pesantren Ngruki yang kini menjadi abdi negara hingga ASN. Di tubuh TNI maupun Polri, beberapa alumni itu sudah menduduki jabatan tinggi seperti menjadi perwira menengah Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) di Polri.
"Yang lulusan itu, di TNI juga ada, polisi juga ada. Bahkan, ada yang tanya, 'ustadz AKBP Agus tidak ikut reuni?'. 'Enggak kayaknya" kata Humas Pesantren Ngruki, Ustadz Muchshon, saat berbincang dengan LANGIT7.ID di Pesantreng Ngruki, Senin (29/8/2022).
Alumni yang menjadi dosen juga sudah tersebar di berbagai perguruan ternama di Indonesia. Muchson ada empat alumni Ngruki yang menjadi dosen di UGM, ada dua di UNS, dan berbagai perguruan tinggi lain.
"Di Undip itu sudah profesor doktor Ekonomi, haji Muharram. Wakil Rektor Unissula, Kamaruddin, juga alumni Ngruki," ucapnya.
Alumni Ngruki bahkan sudah berkiprah di luar negeri. Itu ditunjukkan dengan pembentukan cabang IKAPPIM di luar negeri seperti di Malaysia, Yaman, Mesir, Pakistan, Arab Saudi, Sudan, Yordania, Oman, dan Turki.
Menurut Muchshon, para santri memang dikader untuk mendakwahkan kebaikan di tengah masyarakat sebelum lulus dari pesantren. Mereka dikader untuk menerapkan fikih dakwah sehingga tidak memaksakan pendapat tapi berdakwah dengan hikmah.
"Anak-anak yang kuliah bisa berdakwah di kampus, jadi yang namanya dakwah mengajak orang kepada kebaikan di mana saja. Bahkan ada dijuluki Ustadz preman. Memang kita bekali, lihat masyarakat. Ada yang dijuluki Kiai WTS," katanya.
Baca Juga: Setengah Abad Berkiprah, Pondok Ngruki Ikrarkan Bakti ke NKRI
Atas dasar itu, Muchshon meminta agar semua alumni mulai menampakkan diri ke publik. Mereka tak perlu takut lagi dengan stigma negatif yang selama ini menempel di tengah masyarakat.
Bahkan, hal itu disampaikan Menko PMK, Muhadjir Effendy, dalam peringatan 50 tahun Pondok Pesantren Ngruki beberapa waktu lalu. Muhadjir sempat kaget, lantaran ada staff di PMK yang ternyata alumni Ngruki, namun tak pernah ketahuan.
"Sambutan dari pak Muhadjir, terutama pas peringatan 50 tahun. Mulai saat ini Ngruki jangan sembunyi, jadi yang jadi ASN, pejabat supaya menampakkan diri. 'Karena staff saya juga ada dari Ngruki dan lulusan luar negeri'," kata Muchshon menirukan sambutan Muhadjir.
(jqf)