LANGIT7.ID, Bandung - Ketua Umum PP Persatuan Islam (Persis) , KH Aceng Zakaria, mengelompokkan ulama ke dalam empat kelompok. Hal itu disampaikan dalam sambutan pembukaan Muktamar ke-16 Persis di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/9/2022).
Empat golongan ulama itu di antaranya, pertama ulama yang meninggal atau sudah wafat. Kedua, ulama yang meninggal tapi meninggalkan warisan perjuangan dan ilmu seperti ilmu hadits dan fikih. Ketiga, ulama yang ditinggalkan oleh umat karena tidak dapat menyuarakan lagi prinsip-prinsip Islam.
“Terakhir, ada ulama yang ketinggalan, karena tidak bisa mengimbangi tuntutan umat dan zaman,” kata Kiai Aceng.
Baca Juga: Persis Gelar Muktamar ke-16 di Bandung, Ini Agendanya
Kategorisasi tersebut juga bisa diilustrasikan kepada ormas Islam. KH Aceng mengatakan, bisa saja ada organisasi yang sudah meninggal ditelan zaman dan organisasi yang meninggalkan warisan perjuangan dan ilmu.
“Ada juga organisasi yang ditinggalkan umat dan pengikutnya. Ada juga organisasi yang ketinggalan zaman, karena sudah tidak bisa mengimbangi tuntutan zaman milineal seperti sekarang ini,” kata Kiai Aceng.
Kiai Aceng berharap, Persis terus menjadi ormas Islam yang membela kepentingan umat dan membawa kepada peradaban yang lebih sempurna. Maka itu, kata dia, ada tiga kekuatan yang mesti dikuasai oleh ormas Islam maupun umat Islam.
“Pertama, kekuatan mental yaitu kekuatan iman. Kedua, kekuatan politik. Ada sebuah ungkapan, segudang ilmu pengetahuan bisa dikalahkan dengan segenggam kekuasaan. Tiga, kekuatan ekonomi, yaitu kekuatan yang dapat mensejahterakan umat,” kata Kiai Aceng.
Baca Juga: Cara Rasulullah Atasi Masalah Sosial Awal Hijrah ke Madinah
Menurut Kiai Aceng, untuk mencapai kekuatan tersebut diperlukan kerjasama yang kuat dari semua pihak. Mulai dari pemerintah, pengusaha, sampai masyarakat sipil. Hanya dengan itu sebuah negara akan berdiri tegak dan berwibawa.
“Tegaknya negara itu berbarengan empat unsur, ilmu ulama, keadilan para umara (penguasa), kedermawanan para konglomerat, kejujuran para pengusaha, dan doa orang fakir. Dengan adanya kerjasama lima golongan itu, maka tegaklah negara yang subur makmur, negara yang berwibawa dan bermartabat, serta
baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ucap Kiai Aceng.
(jqf)