LANGIT7.ID, Jakarta - Lulusan pesantren melahirkan banyak manusia yang berkualitas, baik dalam segi agama maupun bidang lainnya. Seperti kisah Zamzam, lulusan Pesantren Persis 99 Rancabango, Garut ini kini menjadi seorang ahli IT di luar negeri.
Pria yang kini berprofesi sebagai Senior Data Engineer di Berlin, Jerman ini mulai menimba ilmu di pesantren saat tingkat Tsanawiyah (SMP). Namun, Zamzam mengaku pesantren bukan keinginannya melainkan pilihan orang tua.
"Jadi awalnya karena pilihan orang tua, karena orang tua ingin semua anak-anaknya mendapatkan fondasi ilmu agama yang kuat, sebelum memilih jurusan nanti di perkuliahan," ujar Zamzam, dalam pesan singkat kepada
Langit7.id, Jumat (21/10/2022).
Berbagai suka dan duka dirasakannya. Meski masuk pesantren merupakan pilihan orang tua, Zamzam mengaku lebih banyak merasakan suka daripada duka selama menimba ilmu di lembaga pendidikan agama Islam itu.
Baca Juga: Mahasiswi dari Pesantren Persis Jakarta Ini Berhasil Pertahankan Prestasi"Sukanya banyak belajar tentang kemandirian, solidaritas, mengenal banyak teman dari berbagai daerah di Indonesia, dan begitu banyaknya ilmu agama yang didapat. Dukanya tidak begitu banyak, paling kadang terasa jadwal pelajarannya begitu banyak," ucap Zamzam.
"Dukanya sedikit, ada 20 hingga 30 mata pelajaran per-minggu berupa kitab dan juga ilmu pendidikan umum yang harus dikejar. Ada juga hafalan yang harus disetor," imbuhnya.
Meski demikian, menurut Zamzam, duka tersebut memiliki manfaat yang banyak. Selain mendapatkan mendapatkan pendidikan agama mendalam, pesantren juga mengajarkan bidang lain untuk meningkatkan potensi santri saat lulus.
"Tentu saja manfaatnya banyak sekali. Pesantren mendapat banyak pelajaran tentang kemandirian, public speaking karena kita diajarkan untuk berdakwah dan berceramah, sosial kemasyarakatan, serta belajar menghargai perbedaan karena saat di pesantren setiap santri datang dari background dan daerah yang berbeda," ujarnya.
Baca Juga: Ghazi, Alumni Pesantren Persis dengan Segudang Prestasi Internasional Adapun alasannya memilih IT sebagai profesinya karena Zamzam suka belajar komputer sejak di pesantren. Menurut dia, teknologi sangat bermanfaat dalam peradaban Islam untuk menyesuaikan zaman.
"IT sangat penting dikuasai oleh santri zaman sekarang, karena dunia internet dan sosial media merupakan lahan dakwah baru yang sangat luas. Internet juga saat ini menjadi sumber berita dan pengetahuan bagi sebagian besar masyarakat, sehingga santri harus mengisi lahan dakwah dengan menebar kebaikan sebanyak-banyaknya," kata Zamzam.
Zamzam menegaskan, sebagai seorang muslim harus senantiasa beradaptasi dengan zaman. Hal ini agar umat Islam tidak menjadi umat terbelakang.
"Jadi saran saya untuk santri, jangan berhenti belajar, banggalah jadi santri, karena santri yang akan menentukan maju dan mundurnya peradaban Islam ke depan," tuturnya.
Baca Juga: Ustaz Jeje Zaenudin, Ulama Muda Visioner yang Low Profile(zhd)