LANGIT7.ID, Jakarta - Sejumlah pengasuh pesantren di wilayah Asia Tenggara menghadiri Konferensi Internasional Pengasuh Pesantren se-Asia Tenggara di Pondok Pesantren Darunnajah, Ciledug, Jakarta Selatan. Konferensi ini diinisiasi oleh Perhimpunan Pengasuh Pesantren (P2P).
Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah, Muhbib Abdul Wahab menyampaikan, pesantren merupakan institusi pendidikan Islam paling tua yang mengakar kuat dalam sejarah bangsa Indonesia.
"Sejak abad ke-15 pesantren hadir sebagai manifestasi dari perjumpaan sinergis antara ajaran Islam universal dan kearifan lokal," kata Wahab dalam keterangan yang diterima
Langit7, Kamis (10/11/2022).
Dia menjelaskan bahwa lembaga pendidikan agama seperti pesantren tidak hanya sekadar memberi pelajaran agama saja. Melainkan para santri juga dituntut visioner, artinya harus memahami permasalahan umat kedepannya.
Baca Juga: Majelis Masyayikh: UU Pesantren Pertegas Peran Penting Pesantren"Pesantren harus mampu bertahan melintasi zaman dan generasi, karena sistem pendidikan pesantren lebih mengutamakan pembentukan spiritualitas, moralitas, akhlak mulia, dan adab pada diri santri," ujarnya.
Wahab turut membeberkan banyaknya santri jebolan pesantren melahirkan generasi bangsa yang menjunjung tinggi adab kesopanan dan mampu
survive serta sukses dalam perkembangan zaman yang semakin modern. Bahkan di era ini juga memengaruhi moral generasi penerus bangsa lainnya yang condong mengikuti gaya hidup orang Barat.
"Di pesantren para santri belajar makna hidup, belajar hidup bersama, belajar disiplin, belajar hidup sederhana, belajar bersosialisasi diri, berorganisasi, mandiri, menghormati kyai, sabar dalam mencari dan menguasai ilmu, dan sebagainya," jelasnya.
(zhd)