Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 01 Desember 2023
home edukasi & pesantren detail berita

Multaqa Ulama Al-Quran Nusantara Hasilkan 6 Rekomendasi

Muhajirin Kamis, 17 November 2022 - 14:27 WIB
Multaqa Ulama Al-Quran Nusantara Hasilkan 6 Rekomendasi
Multaqa Ulama Al-Quran Nusantara di Ponpes Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, Rabu (16/11/2022) (foto: Kemenag)
skyscraper (Desktop - langit7.id)
LANGIT7.ID, Yogyakarta - Kementerian Agama RI menyelenggarakan Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta. Acara yang mengangkat tema ‘Pesan Wasathiyah Ulama Al-Qur’an Nusantara’ itu diselenggarakan selama tiga hari pada 15-17 November 2022.

Kemenag memilih Pondok Pesantren Al-Munawwir sebagai lokasi acara bukan tanpa alasan. Pesantren tersebut merupakan pondok yang mengawali pembelajaran Al-Qur’an yang sistematis di Pulau Jawa, bahkan di Nusantara.

Sejumlah tokoh memeriahkan acara ini. Di antaranya ada KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha), Prof. Dr. Said Agil Husin al-Munawar dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Ali Ramdhani, dan Prof M Quraish Shihab.

Baca Juga: 6 Kitab Tafsir Al-Quran dari Nusantara

“Narasumber yang hadir bukan hanya seorang teoritisi, tapi juga seorang praktisi, seorang muallim, yang hari-harinya bersama para santri mengajarkan Al-Qur’an, sekaligus bagaimana mempraktikkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” kata Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono Abdul Ghofur, dalam acara Lailatul Qur’an, Rabu malam (16/11/2022).

Melalui kegiatan itu, Kemenag ingin memadukan atau mengkompilasikan metode pembelajaran Al-Qur’an berbasis pesantren dan perguruan tinggi. Kegiatan ini menjadi momentum pertemuan ulama-ulama Al-Qur’an yang berbasis pesantren maupun perguruan tinggi.

Perpaduan tersebut, sangat penting dalam memadukan dan mensintesiskan antara metode pembelajaran Al-Qur’an berbasis pesantren dan perguruan tinggi. Dari keduanya itu, Kemenag mendapatkan banyak data tentang berbagai metode pembelajaran Al-Qur’an yang dipermudah. Metode-metode itu telah dikompilasikan dan sudah menjadi inovasi dalam pembelajaran Al-Qur’an.

Baca Juga: Empat Kecerdasan Penting dalam Pendidikan Alquran Menurut Kemenag

Waryono mengatakan, Multaqa tersebut diakhiri dengan Lailatul Qur’an. Acara ini diisi dengan pesan-pesan penting agar masyarakat bisa menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Salah satunya, persiapan menyambut tahun politik 2024.

“Setelah Multaqa diakhir dengan Lailatul Qur’an dengan tema pesan wasathiyah ulama Al-Qur’an. Kita berharap (dari acara ini) kita mendapatkan bimbingan dan tuntunan dalam menghadapi dinamikan kehidupan, yang tahun depan orang menyebutnya tahun politik,” kata Waryono.

Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, M Ali Ramdhani, menilai perlu pengarusutamaan wasathiyah di tengah heterogenitas kehidupan masyarakat Indonesia. Wasathiyah harus menjadi metode berfikir, bersikap, dan beraktivitas sehingga terwujud keragaman yang moderat, toleran, ramah, dan rahmah di tengah kebhinekaan Indonesia.

Baca Juga: Kampoeng Tahfidz Cilik, dari Kontrakan Jadi Pesantren Tahfidz Khusus Anak

Selain pengarusutamaan wasathiyah, acara itu juga mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan Pendidikan Al-Qur’an. Mulai dari penjenjangan hingga desain kurikulum. Dia menyebut ada enam rekomendasi yang lahir dari acara tersebut.

“Saya kira enam butir rekomendasi Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara ini sangat penting, dan tentu ini menjadi catatan bagi kita semua, khususnya dalam hal ini Kementerian Agama untuk berbuat yang terbaik demi kemaslahatan Pendidikan Al-Qur’an di Indonesia,” kata Ali Ramdhani.

Berikut enam butir rekomendasi Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara 2022:

1. Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Agama, perlu terus memberikan perhatian penuh kepada upaya peningkatan pelayanan, pengawasan dan evaluasi Pendidikan Al-Qur’an, baik dari sisi bacaan, hafalan, dan implementasinya di tengah masyarakat.

Baca Juga: Santri Darul Ashom Dengar Kalam Ilahi dengan Hati, Hafalkan Quran dalam Sunyi

2. Di tengah heterogenitas kehidupan masyarakat Indonesia, perlu diurus utamakan wasathiyah sebagai metode berpikir, bersikap, dan beraktivitas sehari-hari, sehingga terwujud keberagaman yang moderat, toleran, ramah, dan rahmah di tengah kebhinekaan Indonesia.

3. Melihat antusiasme masyarakat Indonesia dalam mempelajari dan mendirikan lembaga Pendidikan Al-Qur’an, Kementerian Agama, khususnya Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, perlu segera menindaklanjuti usulan revisi Peraturan Pemerintah No.55/2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan yang salah satunya mengatur tentang penjenjangan Pendidikan Al-Qur’an di Indonesia, mulai tingkat dasar hingga tinggi.

4. Desain kurikulum pendidikan Al-Qur’an perlu disusun secara berjenjang dan berkesinambungan dengan memuat materi kekhususan ilmu-ilmu Al-Qur’an ditambah dengan wawasan kebangsaan, keagamaan, dan isu-isu global dengan bingkai wasathiyah islam.

Baca Juga: 7 Pesantren Tahfidz Al-Quran Terbaik di Indonesia

5. Melihat fungsi sanad yang sangat penting bagi verifikasi data dan keabsahan jalur keilmuan, maka lembaga-lembaga pendidikan Al-Qur’an perlu memperhatikan ketersambungan sanad, baik dari sisi bacaan, pemahaman, maupun pengamalan. Kementerian agama juga perlu memfasilitasi proses dokumentasi dan pencatatan jalur sanad keilmuan ulama Al-Qur’an di Indonesia.

6. Mengimbau kepada masyarakat, khususnya orang tua, para pendidik dan pengelola lembaga Pendidikan Al-Qur’an, agar menanamkan ajaran Al-Qur’an secara komprehensif, mendalam dan moderat sebagaimana pernah dilakukan para ulama pendahulu, sehingga Al-Qur’an benar-benar dapat menjadi petunjuk dan rahmat bagi umat, bangsa, dan semesta.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 01 Desember 2023
Imsak
03:56
Shubuh
04:06
Dhuhur
11:45
Ashar
15:10
Maghrib
17:58
Isya
19:13
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan