LANGIT7.ID - , Jakarta - Aktor ternama Tanah Air,
Herjunot Ali secara terang-terangan mendukung keputusan Qatar, tuan rumah
Piala Dunia 2022, yang melarang kampanye
LGBT.
Menurut Herjunot, membela hak hidup sesama manusia tak boleh hilang. Namun, menjadi salah jika memaksa orang lain untuk memiliki pendapat yang sama secara pribadi.
Baca juga: Hikmah Islam Larang LGBT: Terbukti Bisa Hancurkan Peradaban Manusia"Gw selalu bela hak hidup orang. Itu nggak boleh ilang, apa pun orientasi seksualnya. Tapi hal yang paling salah itu adalah ketika lo maksa orang lain punya pendapat yang sama dengan lo, dan lo anti kritik dengan mereka yang berbeda pendapat sama lo, itu salah besar. Budaya, keyakinan agama, dan terutama peraturan negara itu nggak ada tawar-tawaran," ucap Herjunot dalam Instagram Story-nya, dikutip Langit7.id, Senin (28/11/2022).
Herjunot mencotohkan, orang Arab tak boleh melarang parade LGBT ketika mereka di Belanda, begitu pun sebaliknya.
"Termasuk pun ketika orang Muslim nggak boleh ngelarang orang-orang yang mau telanjang di Nudist beach area Perancis. Gw ada di Pihak Qatar, titik. Kenapa akhirnya diubah peraturannya jadi boleh sama Qatar sekarang, at the end of the day, is all about business. Maen kuat-kuatan geopolitik aja," kata Herjunot.
Baca juga: Mengapa Negara Barat Ngotot Promosikan LGBT di Piala Dunia Qatar?Herjunot menegaskan, setiap pihak harusnya bisa mengurus moralitas dan tidak mendiskriminasi ras tertentu. Siapa pun juga tak berhak memaksakan pendapatnya jika di suatu wilayah memiliki aturan tertentu, seperti Qatar yang melarang LGBT.
"Negara yang mengancam boikot berarti lebih kuat dari Qatar. Gw nggak benci dan anti LGBTQAI+ nya. Gw hanya benci hal-hal yang munafik. Orang-orang atau kelompok atau negara yang biasanya mengurus moralitas, sendirinya keadaan internal mereka juga masih ancur secara ekonomi," tutur Herjunot.
"Dan lebih menjijikkan lagi buat gw adalah justru orang-orang yang suka teriak-teriak mereka tuh smart,
educated dan
open minded adalah justru mereka yang sebenarnya paling
close minded. Orang-orang terkesan educated, suka maksain pendapatnya, dan anti kritik," tegas Herjunot.
Baca juga: Parlemen Rusia Setujui RUU Larangan Promosi LGBT, Melanggar Denda Rp1,2 M(est)