LANGIT7.ID, Jakarta - Indonesia berpeluang besar dalam mendorong ekonomi hijau. Indonesia diprediksi mampu menghasilkan lebih dari 60 persen pembangkit energi baru terbarukan pada 2060.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu),
Suahasil Nazara mengatakan Indonesia memiliki peluang yang cukup besar untuk mendorong ekonomi hijau, seperti energi baru terbarukan yang diproyeksi menghasilkan lebih dari 60 persen pembangkit energi pada 2060.
"Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, sehingga mempunyai peluang besar dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam (SDA) nikel menjadi baterai," kata Suahasil dalam keterangannya Kamis (8/12/2022).
Baca juga: Banyak Peluang Usaha Tanpa Modal, Terpenting Jeli Baca Pasar Dengan demikian, dia menyampaikan pentingnya mempersiapkan kebijakan yang fleksibel dengan memperkuat ketersediaan data, akuntabilitas, serta disiplin fiskal terutama untuk menghadapi tantangan krisis di masa depan.
"Beberapa reformasi struktural terus dilakukan pemerintah seperti melalui implementasi UU Cipta Kerja, reformasi perpajakan, reformasi kebijakan transfer ke daerah dan reformasi sektor keuangan," ungkapnya.
Menurutnya, upaya tersebut selaras dengan arahan Kepala Ekonom Bank Bank Dunia, Habib Rab bahwa reformasi fiskan perlu diperkuat guna mempertajam prioritas dalam mendukung pengembangan ekonomi hijau.
"Reformasi fiskal untuk mendukung
ekonomi hijau didorong dengan kebijakan sektoral termasuk dari sisi regulasi dan tata kelola serta kebijakan pendukung lainnya untuk mencapai pertumbuhan rendah karbon," terangnya.
Baca juga: Kemenko PMK: Pemanfaatan Dana Zakat Harus Ubah Mustahik Jadi Muzakki Tak hanya itu, reformasi sektor keuangan, investasi dan perdagangan juga dapat berkontribusi positif dalam upaya transformasi ekonomi hijau. Kemudian, penguatan kerangka strategi mitigasi perubahan iklim dapat diupayakan melalui pendekatan tiga pilar, yaitu perbaikan harga, penguatan dukungan ekonomi hijau dan transisi berkeadilan.
"Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 130 negara sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi melalui Net Zero Emission (NZE) dan Carbon Neutrality termasuk negara berkembang seperti Indonesia," tegasnya.
(sof)