Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Ahad, 26 Oktober 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Tausiyah Rabu: Berkontribusi dalam Bekerja, Bukan Berebut Posisi

Andi Muhammad Rabu, 21 Desember 2022 - 11:00 WIB
Tausiyah Rabu: Berkontribusi dalam Bekerja, Bukan Berebut Posisi
Ilustrasi. Foto: Langit7.id/iStock.
LANGIT7.ID, Jakarta - Setiap orang tentunya ingin memiliki kontribusi besar, baik di dalam organisasi ataupun pekerjaan. Namun perlu digarisbawahi bahwa berkontribusi tidak harus berebut posisi atau jabatan.

Sebab hal tersebut akan memicu pertikaian di dalam suatu instansi untuk saling memperebutkan jabatan. Padahal semakin tinggi jabatan, semakin besar pula tanggung jawab.

Dalam Islam, jabatan adalah amanah yang harus ditunaikan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

“Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau seorang yang lemah dan sesungguhnya jabatan itu adalah suatu amanah, dan sesungguhnya ia adalah kehinaan dan penyesalan di hari kiamat kecuali yang menjalankannya dengan baik dan melaksanakan tanggungjawabnya (HR Muslim).

Baca Juga: Ustaz Jeje: Kemuliaan dari Allah dan Rasul Layak Diperjuangkan

Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), KH Jeje Zaenudin, kontribusi sering diartikan sebagai sumbangan, pembagian, atau bagian andil dan peranan atas suatu kegiatan atau program. Sedang posisi dapat dimaknai sebagai kedudukan atau jabatan pada suatu entitas atau komunitas.

"Idealnya, setiap posisi menuntut adanya kontribusi. Semakin tinggi posisi semakin besar dan luas kontribusinya. Posisi puncak seorang pemimpin, seorang ilmuwan, seorang agamawan, seorang hartawan dan sebagainya, meminta tanggung jawab yang sepadan dengan posisinya," kata Ustaz Jeje dalam tausiyah secara virtual, Rabu (19/12/2022).

Ustaz Jeje mengupas sebuah hadis terkait kontribusi dan jabatan, Rasulullah SAW bersabda:
ومن بطع به عمله لم يسرع به نفسه

“… Siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.” (HR Muslim, Nomor 6299).

Makna hadis tersebut tersirat dalam surat An-Nisa ayat 123-124, Allah berfirman:

مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا. وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا

Artinya: Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu, dan dia tidak akan mendapat pelindung dan penolong selain Allah. Dan barang siapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikitpun.

Ustaz Jeje melanjutkan, posisi akan bermakna, bernilai, berharga dan mulia ketika orang tersebut melahirkan kontribusi dan prestasi yang besar.

"Sebaliknya orang jadi mulia dan terhormat karena kontribusi dan prestasi yang diukirnya meskipun tanpa posisi apapun yang dia duduki," ujarnya.

Baca Juga: Pesan Menyentuh dari Ustaz Aceng Zakaria untuk Alumni Persis

(zhd)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Ahad 26 Oktober 2025
Imsak
04:01
Shubuh
04:11
Dhuhur
11:40
Ashar
14:52
Maghrib
17:49
Isya
18:59
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan