Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 14 Februari 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Montessori dari Barat, Bisakah Muslim Mengadopsinya?

Muhajirin Kamis, 23 Februari 2023 - 16:45 WIB
Montessori dari Barat, Bisakah Muslim Mengadopsinya?
Pendidikan Montessori digagas oleh Maria Montessori (foto: istimewa)
LANGIT7.ID, Jakarta - Parenting and Marriage Educator sekaligus Founder Simal Indonesia, dr Zhara Vida, menilai konsep pendidikan Islam dan metode Montessori memiliki banyak kesamaan dalam hal pendekatan pembelajaran dan pengembangan anak. Keduanya memandang anak sebagai mahluk yang memiliki potensi untuk berkembang secara penuh, baik secara intelektual, emosional, sosial, dan spiritual.

Metode Montessori, yang dikembangkan oleh Maria Montessori pada awal abad ke-20, menekankan pada pendekatan pembelajaran aktif, mandiri, dan berpusat pada anak. Dalam metode ini, anak diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi dan belajar dari lingkungannya sendiri, tanpa tekanan atau intervernsi dari orang dewasa.

“Metode mentessori bermula dari seorang dokter perempuan bernama Maria Montessori di Italia yang memisahkan anak-anak yang dianggap sakit jiwa untuk dibuatkan lembaga sendiri. Beliau mendirikan Casa De Bambini, Children House,” kata dr Zhara dalam webinar yang digelar Albata Islamic Montessori Education, dikutip Kamis (23/2/2023).

Baca Juga: Geliat Majelis Taklim di Indonesia, Sudah Ada Sejak Era Walisongo

Di sisi lain, ajaran Islam juga menekankan pada pendekatan yang serupa dalam pembelajaran dan pengembangan anak. Islam menekankan pentingnya intelektual, moral, dan spiritual secara seimbang dan menyeluruh, sehingga individu dapat mencapai potensi penuh sebagai hamba Allah.

“Metode Montessori menggunakan pendekatan yang berpuasat pada anak berdasarkan pengamatan ilmiah terhadap anak. Nah, Montessori mengatakan metodenya harus disesuaikan dengan aspek budaya dan muatan lokal yang dimiliki setiap negara,” ucap dr Zhara.

Ajaran Islam menekankan pentingnya pengembangan diri secara mandiri dan bertanggung jawab. Akan tetapi, metode tersebut harus dilandasi dengan nilai-nilai tauhid dan akidah jika ingin diadopsi.

Baca Juga: AQLIS dan GEMA Cita Beri Beasiswa Rp3,4 M untuk Anak TKI di Malaysia

“Saat kita akan belajar parenting Barat, maka kuatkan fondasi dulu dengan nilai tauhid dan akidah. Jadikan parenting Islami sebagai basisnya,” kata dr Zhara.

Harus ada filterisasi terhadap metode yang bertentangan dengan Islam seperti ulang tahun, ucapan selamat hari raya ala barat, musik dan kesenian yang harus disesuikan dengan Islam, dan konsep reward dan punishment harus sesuai dengan konsep Islam.

“Kalau kurikulum itu harus diikuti semua, tidak boleh ada yang dihilangkan. Kalau mengikuti kurikulumnya saja, itu boleh ada yang dihilangkan, boleh ada yang kita saring,” ujar dr Zhara.

Baca Juga: Adabiyah School, Pelopor Pendidikan Madrasah di Indonesia

Bagaimana Mengadopsinya?

Montessori bisa diadopsi, karena itu hanya sebuah metode pembelajaran, sehingga bisa dikurangi dan ditambahkan agar sesuai dengan konsep Islam. Misalnya, Montessori lebih menekankan pada pengembangan kebebasan dan kemandirian anak, sementara ajaran Islam menekankan pada keterikatan pada nilai-nilai moral dan etika agama yang tinggi.

“Fokus pada fondasi pendidikan Islam (akidah dan tauhid). Jika ada yang kurang sesuai, tinggalkan. (Guru) harus memperkenalkan nilai agama dan moral dalam konsep yang menyenangkan. Penanaman akidah dan ahlak dalam setiap kegiatan yang dilakukan,” ungkap dr Zhara.

Kolaborasi antara Islam dan metode Montessori dapat membantu menciptakan pendekatan pendidikan yag holistik, yang memadukan pengembangan intelektual, moral, sosial, dan spiritual dalam pendidikan anak.

Baca Juga: 5 Tokoh Peletak Pondasi Pendidikan Islam Berkualitas di Indonesia

Hal tersebut dapat membantu menciptakan individu yang memiliki keseimbangan dan keselarasan dalam pengembangan diri, serta mampu mempergunakan potensi mereka secara maksimal sebagai hamba Allah.

“Montessori dan Islam bisa diadposi. Kita boleh banget mengadopsi metode ini, kita gunakan untuk mengajar anak sehari-hari aja, filosofi-filosofinya yang sesuai syariat Islam. yang tidak boleh disandingkan, rasanya kurang tepat,” ungkap dr Zhara.

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 14 Februari 2025
Imsak
04:30
Shubuh
04:40
Dhuhur
12:10
Ashar
15:23
Maghrib
18:19
Isya
19:30
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan