LANGIT7.ID - , Jakarta -
Kata-kata bijak dalam budaya Nusantara tidak hanya indah, tetapi juga penuh dengan makna
filosofis yang dapat dijadikan sebagai pegangan hidup dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Kata-kata tersebut dapat menjadi inspirasi bagi setiap individu untuk menjalani hidup dengan bijaksana dan memperkaya
makna kehidupan.
Kata-kata bijak dari leluhur Nusantara mengandung filosofi kehidupan yang memotivasi untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup.
Baca juga: 10 Kata-kata Bijak Rumi dari Matsnawi, Bikin Story Estetikmu FilosofisBerikut adalah 7 kata mutiara yang menjadi warisan
kearifan lokal Indonesia sebagaimana dikompilasi Iman Budhi Santosa dalam bukunya “Samudra Kearifan Warisan Leluhur Nusantara”:
1. Paribasa tekadu isiq batur adeqne ndeq pade tesinggung (Sasak, NTB)Artinya: Peribahasa digunakan agar teman tidak tersinggung.
Maknanya: Peribahasa lazim digunakan sebagai bahasa simbol dalam berkomunikasi dalam tradisi kebudayaan Indonesia karena perilaku masyarakatnya yang halus.
Karenanya, peribahasa digunakan untuk menyampaikan kritik, nasihat, pendapat agar mudah diterima dan tidak menyinggung.
2. Turene eke rute-ele kura labu (Seram Barat, Maluku)Artinya: Durian jangan disatukan dengan labu.
Maknanya: Orang harus bijak dan berhati-hati dalam mengambil keputusan agar tidak terjadi masalah di kemudian hari.
Baca juga: Perbedaan Cara Islam dan Barat Memandang Realitas dan Kebenaran3. Amun sinta dengan parei, uru ibawau (Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah)Artinya: Jika sayang akan padi, rumput disiangi.
Maknanya: Jika sayang dengan anak-istri, berhentilah mencintai orang atau perempuan lain. Mencintai orang lain sama halnya dengan melakukan perselingkuhan.
4. Pipilih nyiar nu leuwih, koceplak meunang nu pecak (Sunda, Jawa Barat)Artinya: Memilih-milih mencari yang terbaik, mendapat lebih jelek dari yang pernah ditolak.
Maknanya: Jangan terlampau memilih-milih untuk mendapatkan apa yang diidam-idamkan. Karena bisa saja, dari sekian yang ditolak justru yang terbaik.
Misalnya perkara mencari jodoh, nanti akan bingung sendiri menentukan mana yang terbaik karena banyaknya pilihan.
Baca juga: Memahami Makna Worldview dalam Sudut Pandang Islam5. Khobok kubangni badak, badak singakhakhobokni (Lampung)Artinya: Keruh kubangan badak, badak itu juga yang mengeruhkannya.
Maknanya: Sindiran terhadap keluarga yang penuh konflik. Namun konflik itu bukan sebab eksternal, melainkan ulah internal keluarga itu sendiri.
6. Kalahang Ragane, sing ja lemete lakar elung (Bali)Artinya: Kalahkan diri sendiri, yang lentur tidak akan patah.
Maknanya: Anjuran agar kita suka mengalah, terutama dengan orang terdekat misalnya dengan pasangan hidup atau suami-istri, teman, kerabat, dan sebagainya.
Mengalah bukan berarti kalah, tapi upaya pengendalian diri dan berlatih agar batin menjadi lentur.
Baca juga: Ketika Imam Al-Ghazali Meruntuhkan Filsafat Aristoteles7. Witing tresna jalaran saka kulina (Jawa)Artinya: Awal mula cinta karena sering bertemu.
Maknanya: Peringatan bagi laki-laki maupun perempuan agar berhati-hati dalam berinteraksi dengan lawan jenis agar jangan sampai melanggar batas kewajaran. Sebab, keakraban dapat menumbuhkan cinta.
(est)