LANGIT7.ID - , Jakarta - Menteri Kesehatan
Budi Gunadi Sadikin merasa malu mendengar ada orang Indonesia lebih memilih
Malaysia untuk berobat. Dia merasa gagal menjadi menteri bila masih ada masyarakat yang lebih percaya dengan penanganan kesehatan di luar negeri.
“Aku sih mohon maaf... agak gengsi juga, (masyarakat) kita di bawa ke Malaysia itu gengsi. Jadi
Menteri Kesehatan, kayaknya kita gagal juga,” kata Budi Gunadi saat berbicara pada peringatan Hari Penyakit Langka Sedunia (
HPLS), Selasa (28/2/2023) yang digelar Yayasan MPS dan Penyakit Langka Indonesia.
Baca juga: Peringatan HPLS Dorong Ketersediaan Akses Pengobatan PenderitaPernyataan tersebut disampaikan Budi Gunadi merespons curahan hati seorang ibu dengan anak penderita penyakit langka. Seorang ibu asal Batam berkisah kepada Menkes soal anaknya yang didiagnosis mengidap penyakit langka.
Ibu dari anak bernama Mathew itu mengaku lebih memilih memeriksakan anaknya ke Malaysia karena alasan kelengkapan fasilitas, waktu, dan jarak apabila dibawa ke Jakarta. Namun, kini pengobatannya sudah dilaksanakan di Indonesia.
“(Seolah) Menteri Kesehatan Indonesia enggak bisa ngurus orang Indonesia, sehingga mesti pergi ke Malaysia, kita malu,” tutur Budi Gunadi.
“Atau kayak kemarin, soal
bone marrow transplant, Indonesia (punya) 5, Malaysia sudah berapa ratus, Vietnam berapa puluh, Myanmar saja 8, kita malu. Padahal buat leukimia anak-anak kan harusnya bone marrow yang dilakukan. Menkesnya kan malu kalau ketemu sama Menkes Myanmar,” imbuhnya.
Baca juga: DPR Desak Kemenkes dan BPOM Telaah Kasus Anak Meninggal Akibat Gagal GinjalMengenai keterbatasan penyakit langka di tanah air, ia mengatakan seharusnya diagnosisnya bisa dilakukan di fasilitas kesehatan ibu kota provinsi.
Karenanya Budi meminta organisasi kedokteran atau kesehatan memberikan data yang lengkap mengenai penyakit langka dan kebutuhannya agar bisa dilengkapi.
(est)